PENGERTIAN PACU
JALUR
Pacu jalur merupakan tradisi masyarakat
kabupaten kuantan singing yang sudah berlangsung secara turun temurun sejak
zaman dahulu.Sejak kapan penduduk rantau kuantan yang tinggal di sepanjang
batang kuantan mengenal jalur dan pembuatan nya,tidak dapat ditunjukkan tahun
yang pasti.Tapi di perkirakan pacu jalur sudah dikenal penduduk di rantau
kuantan ini semenjak tahun 1900.
Pada mulanya yang dipacukan penduduk
kebanyakan perahu-perahu besar yang biasa di pakai untuk mengangkut hasil bumi
misalnya tebu,pisang dan lain sebagainya.Perahu-perahu besar ini di pacukan
penduduk untuk merayakan berbagai hari besar islam,maulid Nabi Muhammad
SAW,hari raya Idul Fitri dan tanggal 1 muharam dan lainnya.
Semenjak kedatangan Belanda di kota Taluk
Kuantan ± tahun 1905,Belanda tetap melanjutkan kegiatan pacu jalur,dan menukar
tujuan dan tanggal pelaksanaannya yaitu pada tanggal 31 Agustus dalam rangka
memperingati ulang tahun ratu Wihelmina.
Hingga tahun 1950 jalur dengar pacu jalur nya
belum kembali ke dalam kehidupan budaya masyarakat kuantan singingi,dan pada
tahun 1951 dan 1952 sesudah zaman Jepang dan agresi Belanda,jalur kembali ke
kehidupan masyarakat kuantan singingi,dimana waktu pelaksanaan dan tujuan
melaksanakan dilakukan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan
Indonesia.Teluk kuantan dan Baserah yaitu dua kecamatan yang selalu mengadakan
pacu jalur setiap ulang tahun kemerdekaan.
Sayang nya, akhir-akhir ini banyak kesenian
dan budaya tradisional , permainan rakyat , budaya local sudah hamper punah . Hal tersebut pelu usaha-usaha untuk pelestarian pelestarian kesenian
daerah agar tidak hilang di makan masa. Hal yang menghawatirkan lagi adalah
kesenian , budaya atau tradisi local tertentu ada yang menklaim sebagai tradisi
atau kesenian daerah mereka. Oleh sebab itu perlu kajian revitalisasi pacu
jalur sehingga seluruh proses, aktivitas dan kesenian kesenian yang melekat
dengan kegiatan pacu jalur tersebut terdokumen dan merupakan hak cipta atau
milik (tradisi) masyarakat kuantan singingi. (pemerintah kabupaten kuantan
singingi,2011;1-2)
SEJARAH PACU
JALUR
Jalur adalah “perahu besar” terbuat dari kayu bulat tanpa sambungan
dengan kapasitas 45-60 orang pendayung (anak pacu).Panjang jalur antara 16 m
s/d 25 m dan lebar bagian tengah kir-kira 1,3 m s/d 1,5 m.
Menurut catatan sejarah jalur mulai ada di
rantau kuantan sejak abad ke 18.Pada mulanya
jalur yang dipakai sebagai menyambut tamu-tamu terhormat seperti raja,sultan yang berkunjung ke rantau
kuantan.Sejak tahun 1905 jalur tersebut di lombakan (dipacukan) dan mulai saat
itu,dikenal dengan nama PACU JALUR.Artinya jalur yang dipacukan (dilombakan)
atau lomba jalur.
Pada masa penjajahan Belanda pacu jalur
diadakan untuk memeriahkan perayaan adat,kenduri rakyat dan untuk memperingati hari kelahiran ratu
Belanda wihelmina yang jatuh pada tanggal 31 Agustus kegiatan pacu jalur pada zaman belanda di
mulai pada tanggal 31 agustus s/d 1 atau 2 september.Perayaan pacu jalur
tersebut dilombakan selama 2/3 hari,tergantung pada jumlah jalur seperti yang
diungkapkan pak Saam (umur 85 tahun) yaitu pada zaman belanda jumlah jalur
belum banyak sampai sekarang seperti pada saat sekarang yang jumlah nya sampai
ratusan buah.pada masa itu jumlah jalur hanya berkisar antara 22 sampai 30 buah
jalur. Dia menambahkan kegiatan terjadi pacu jalur tersebut anak sekolah yang
berasal dari desa-desa sekitar di teluk kuantan melakukan suatu upacara dengan menyanyikan wihelmus sebagai lagu
kebangsaan belanda pada saat itu (wawancara
tanggal 11 september 2011).
Setelah kemerdekaan kegiatan pacu jalur
dilakukan 1 kali dalam 1 tahun,dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang
jatuh pada tanggal 17 Agustus.Dalam rangka memperingati HUT RI ke 60 di
kabupaten kuantan singingi. Kegiatan pacu jalur mengambil tema “peringatan 100
tahun budaya pacu jalur bersempena dengan HUT RI ke 60.
Kegiatan pacu jalur dilakukan selama tiga
sampai empat hari yang biasa nya dimulai pada tanggal 4 agustus. Namun
demikian, jika acara HUT RI bertepatan pada bulan ramadhan maka acara pacu
jalur tersebut dimajukan pada awal agustus atau bulan juli.
Selama ini pacu jalur sudah di jadikan event
kalender wisata nasional dan di geser hari nya mundur yaitu di mulai pada
tanggal 23-26 agustus setiap tahun, kecuali memang pada tahun 2011 ini HUT RI
pacu jalur nya di majukan lebih awal karena pertimbangan tertentu seperti
bertepatan dengan bulan puasa (bulan ramadhan ) sehingga tidak mengganggu umat
selain menunaikan kewajiman nya. (PEMERINTAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,2011;10-11)
PERATURAN PACU
JALUR
1.PANCANG
Pancang adalah pembatas alur jalan antara
satu jalur dengan jalun lain nya. Pancang tersebut terbuat dari batang pisang
tersebut digabungkan dengan kayu yang dicecakan sehingga ia menjadi bergandeng
di beri tali dan batu pemberat sehingga ia timbul di atas air dan ia tidak
hanyut oleh arus ia berbentuk lancip agak kedepan agar jangan menghambat arus
air. Sekarang pancang ini mengalami perkembangan tidak lagi terbuat dari batang
pisang tetapi dari dahan atau pelepah rambio dan di atas nya di tancapkan
bendera merah putih. Pancang ini berjumlah 6 buah arena pacu lebih kurang 1 km
sama jaraknya. Jika air kuantan dalam keadaan pasang atau bisa juga pancang
tadi hanyut sehingga disebut dengan pancang hanyuik (pancang hanyut).
Pancang juga di gunakan sebagai hakim garis
jika ada salah satu dari jalur lawan nya mengambil jalan melewati pancang ke
sebelah nya maka jalur yang salh jalan didiskualifikasi. Jika jalan galur
menyisip panjang itu di bolehkan atau jangan pancang tersebut atau di langgar .
jika di tabrak atau di anggap gagal.
2.BODIAL
Bodial sebagai tanda jika ia berbunyi tanda
pacu sudah sah dari pancang star. Bedil ini dibunyikan jika haluan-haluan
jalur akan bertarung haluan nya sudah
sama dan bendera sudah turun berkibar . jika ada kedua jalur ingin sementara
haluan nya belum sama maka partuo jalur bergantung di kayu bendera sehingga
bendera tersebut jadi turun maka bodial meletus sebgai tanda sah. Tapi kalau
hanya bendera saja yang turun tapi bedil tidak meletus kedua jalur tetap juga
pacu maka di pancang finish tetap oleh hakim tidak diputuskan dan harus di
ulang kembali hilir mereka . jika tidak juga sama haluan nya sama untuk dilepas
maka pada kali yang ke 3 tersebut tetap saja tidak sama haluannya (tidak sejajar)
maka kedua jalur tetap dilepas (distart)
Bila bedil sudah berbunyi ini juga sebagai
pedoman oleh hakim dipanjang finish bahwa ia segera melihat jalur yang
bertarung tersebut yang mana yang menang .
3.BENDERA START
Bendera start berwarna merah putih ukuran
jumbo (besar) ia digunakan untuk memanggil giliran pacu yang keberapanya ,
dengan mengibas-ngibaskan bendera. Di sisi kanan dan kiri bendera atau orang
yang memegang bendera berdirilah perwakilan kedua partuo jalur yang akan
bertarung. Bendera akan dikibas kan kebawah jika masing-masing partuo jalur
tadi setuju dan bedil pun meletus sebagai tanda syahnya pacu.
4.POSKO START
Posko start di isi oleh partuo jalur dari
jumlah sama yang akan bertarung dengan masing-masing megang kertas atau cabutan
undian sehingga jelas bagi mereka apa nama lawan jalur mereka dari desa mana ,
kecamatan mana dan jalan sebelah mana yang akan dilalui. Posko start ini
bagaimana poskambling yang tidak berdinding tapi beratap .
5.POSKO HAKIM
(PANCANG AKHIR)
Posko hakim (pancang akhir) pada poskoh
pancang akhir adalah tempat pimpinan kabupaten yaitu bupati dengan jajaran nya
dan kades dengan yang paling rendah mewakili desa nya masing-masing serta
undangan seperti mentri, gubernur dengan jajaran pejebat provinsi.
Hakimnya adalah dari pengadilan atau
kejaksaan untuk memudahkan dalam memutuskan sehingga lebih dulu pancang finish
maka ia yang menang untuk menghindari tuntutan dari partu jalur maka sekarang
ini sudah memakai teropong untuk lebih memastikan jalur jalan sebelah mana yang menang maka setelah sampai
di pancang finish semua pendayung naikkan dayung nya sebagai bertanda sudah
sampai . kemudian tukang pinggang (juru kemudi) mengarah kan jalur nya merapat
kedepan dewan hakim , maka dewan hakim mengucapka seperti : kata-kata seperti
ini : hilir yang pertama antara jalur
keramat jubah merah sebelah kanan dari desa muaro sentajo dengan jalur merak
jingga dari desa sawah maka sorak sorai pun beruntung saling bersautan maka
yang menang tadi akan segera kembali kepunduang jalur jika ternyata podo (sama
tidak ada yang menag) maka di nyatakan ulang . jika di ulang urutan nya adalah
tentu adalah hilir yang paling terakhir dari urutan-urutan hilir pacu yang
sudah dibuat. (PEMERINTAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, 2011;51-53)
TUJUAN PACU
JALUR
Secara pesalogis , tradisi pacu jalu
memiliki nilai-nilai bimbingan. Suryaneti (2009) menemukann nilai-nilai bimbingan
yang terkandung dalam trasidi pacu jalur adalah :
A.
Adanya saling menghargai antara
anggota masyarakat
B.
Wadah untuk belajar
mengespreikan pendapat
C.
Menumbuh kan kerja sama
D.
Menghilangkan rasa egois
E.
Menanam kan sifat mufakat (bulat air karena , bulat kata karena mufakat)
F.
Memupuk rasa sabar dan
lapng dd menerima keputusan (lomak dek
awak lomak pulo sek urang , ketuju dek awak ketuju pulo dek urang)
G.
Adanya rasa kebersamaan
(pekerjaan berat menjasi ringan karena sipikul bersama) (PEMERINTAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,2011;6)
PROSES PEMBUATAN
JALUR
A.
Rapat panitia pembuatan jalur
Jalur tidak
dapat di buat begitu saja tanpa melalui berbagai proses baik yang menyangkut
masalah tenaga ,biaya maupun yang menyangkutmasalah teknis lainnya seperti : tukang jalur,partuo jalur atau panitia jalur serta lainnya. Sebelum jalur sibuat
,terlebih dahulu dibentuk panitia atau pengurus yang tugas nya mengurus segala
sesuatu yang diperlukan dan diperdiap kan dalam proses pembuatan jalur .
pengurus itu disebut denganpertuo jalur
yang diartikan orang yang ditugaskan salam proses sebagai ketua panitia
pembuatan jalur. Atau dengan makna lain adalah orang yang dituakan , yang
didahulukan selangkah , dan yang ditinggikan seranting dalam urusan jalur di masyarakat. Pada
umumnya pengurus pembuatan jalur disebut panitia jalur , tetapi dibeberapa desa
seperti desa siberakun lebih akrab menyebut panitia dengan partuo jalur .
(wawancara dwngan pak rusli , umur 60 tahun)
Untuk rapat panitia pembuatan jalur
dimulai dari adanya canang banjar yang dipukul
oleh orang yang sudah ditunjuk oleh kepala desa(kades) yang disebut
dengan tukang canang . dirantau kuantan orang yang ahli dalam suatu bidang
disebu dengan istilah tukang . dehingga kalau ahli dalam bercanang disebut
dengan tukang canang . orang yang ahli dalam membuat rumah disebut dengan
tukang rumah dan orang yang ahli dalam membuat jalur disebut dengan tukang
jalur. ( lihat lebih jauh yusrianto : 2000).
Canang adalah alat bunyi-bunyian berupa celempong tunggal yang di
pukul oleh tukang canang pada malam hari tatkala menyampaikan beberapa
pengumuman di desa. Tukang canang
perannya adalah memberitahukan dan mengumumkan tentang rapat untuk pembuatan
jalur. Tukang canang berkeliling kampong sambil memukul canang yang jarak nya
sekitar sepuluh rumah begitu seterusnya sampai batas dari kampong tersebut dan singgah deisetiap ada
kedai kopi . orang-orang yang berada dikedai kopi tadi akan bertanya tentang
apa isi canang tadi atau pengumuman tadi . biasanya dijawab oleh tukang canang
dengan jawaban bahwa besok kita akan
mengadakan rapat jalur dib alai desa selepas maghrib dan tidak ada membawa
apa-apa . kata-kata yang diucapkan tukang canang tersebut antara lain :
“oh
urang banjar iko , la tibo pulo parentah dalam banjar . banso bisuak malam ,
ptang omi malam jumat , kito/awak basamo-samo hadiar dalam balai desa untuak
rapek mambuek jaluar baru kito . acaranyo lopemagorit sebelum isya. Aa ndak aso
yang kan dibaok ro !! lai obe ru!!
Artinya :
“ hai orang yang ada dalam negri ini , sudah dating
perintah di negri ini. Bahwa besok malam yaitu petang kamis malam jumat kita
bersama-sama dengan orang tua , kepala keluarga, anak muda dapat bersama –sama
hadir dib alai desa untuk rapat mmbuat jalur baru kita . acaranya dimulai
selepas maghrib sebelum isya ,nah tidak
ada yang akan dibawa,nah , sudah tau kan .” (wawancara sengan gelar mawardi
dengan gelr itam , sabtu malam , 10 september 2011 di pondokan kedai pulu bungin siberakun)
Ada juga dalam versi yang sudah agak
lebih modern yaitu sudah memakai surat undangan yang di edarkan oleh pak RT
masing-masing. Dalam hal ini trjadi pergeseran karena kesibukan masing-masing
dan menghemat waktu karena tukang canang terlalu capek/lelah bekerja dikebunnya
siang itu. Agar beita lebihefektif dan efisien untuk penyampaiannya dibuar
dalam bentuk undangan . media canang sebagai penyampaian pesan mempunyai nilai
kearifn local karena menghemat pemakaian kertas . dengan adanya canang sebenar
nya sudah menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar karena dengan adanya
surat undangan akan menyebabkan banyak sampah yang berserakan dan pada akhirnya
dapat meruak lingkungan .
Dalam malam rapat tersebut disusunlah
kepanitiaan nya berdasarkan hasil kesepakatan pada malam yang bersangkutan dengan
adanya partuo jalur yang terpilih tasi dibantu oleh kirani (sekretaris)dan juga
seksi-seksi lainnya yang membantu seperti humas , pengarahan massa dan seksi
dana . dalam rapat ini juga dibicarakan tentang kemungkinan apa jenis kayu yang
akan digunakan daan di jadikan untuk pembuatan jalur dan siapa yang akan
menjadi dukun jalur yang cocok dan sesuai untuk itu. Bahkan dalam rapat itu
juga sudah ada kesepaktn berapa besar
nya setiap kepala keluarga (KK)
memberikan sumbangan . untuk daerah kuantan mudikmisalnya
ditetapkan Rp.100.000 per (KK) .Hal ini
berbeda dengan daerah siberakun yang pada umumnya hasil rapat jalur itu secara
suka rela sesuai dengan kemampuan masing-masing dari warganya. Tetapi besarab
sumbangan terendah sudah ditetap kan Rp.50.000 . bagi PNS dan pedagang tentu
diprediksi akan menyumbang lebih besar jika dibandingkan dengan yang berprofesi
sebagai penyadap karet . ( wawancara dengan duski mansyur Spd anggot DPR kab.
Kuansing, ahd , 11 september 2011 di rumahnya di siberakun).
Badi peserta rapat sudah mempersiapkan
dana-dananya akan langsung secara spontan untuk menyebutkan sumbanhan nya
sebagai upaya untuk memotivasi dari yang lainnya secara fastabiqul khairat ..
bahkan ada yang menyumbang yang tidak mau untuk disebutkan namanya hanya dengan
nama dari hamba allah sekian puluh ribu rupiah dan setrusnya sesuai dengan
besaran jumlah nominal sumbangan nya .
b. MENCARI KAYU
JALUR
Setelah partu terbentuk , maka dicarilah
kayu jalur sesuai dengan kesepakatan hari untuk mulai mencarinya dari hasil
rapat panitia jalur dengan janji dimana kita menunggu satu sama lainnya,
persiapan apa saja yang diperlukan menyankut perkakas yang akan dibawa seperti
: kampak , beliung , parang san pakaian kehutan serta makan , minuman san kue
yang akan dibawa serta juga ditentukan siapa penunjuk jalan dan mlalui arah
kekebun siapa rute perjalanan yang akan dilewati.
Jenis kayu yang dipilih biasanya jenis
kayu kuat dan dapat tahan air bukan dari kayu lampung atau mayiang serta tidak
midah pecah kalau dibuat menjado jalur. Diantara jenis kayu yang dipilih yang
di anggap baik antara lain adalah kayu tonam , kayu kure, kayu kuyuak , kayu
banio, dan kayu marantia sogar serta kayu lainnya yang kuat. Dalam mencari kayu
jalur ini ada aturan-aturan yang secara konvensi harus dilaksanak dan dilalui
yaitu bila ketemu dengan kayu yang sedang dilihat tersebut maka kita harus
terlebi dahulu mengelilinginya sengan cara merintis sengan membuat lingkaran
atau persegi empat dan melakukan proses yang disebut menandai dengan tanda
yaitu dalam bentuk meletakkan kait untuk merintis tadi di jalan masuk pertama
ketika proses mengelilingi kayu dimulai. Kemudian kayu itu diberi tanda dengan
tulisan yang terbuat dari cat merah atau arang kayu keras . tulisan itu adalah
bertuliskan nama jalur atau nama desa mereka. Setelah ditulis seperti itu ,
adanya tanda yang dibuat itu tulisan nya bukan dalam bentuk mendatar mengelilingi
kayu sesuai radiusnya tetapi adalah dari
atas tengah kayu kebawah sehinggaq untuk menuliskan agak terlalu tinggi dan besar maka dibantulah
dengan tuki . tuki adalah sejenis alat dalam bentuk tangga-tangga yang dapat
digunakan sebagai tangga yang terbuat
dari kayu yang di sorongkan kecupang kayu lain dan ada yang diikat kan dengan
akar .maka kewajiban selanjutnya adalah mengambil bahan urat kayu besarnya dari
kayu yang bersangkutan untuk dapat di amalkan dalam beberapa malam berikut
ini.ini baru salah satu kayu yang ditandai. Biasanya kayu yang ditandai tidak
cukup hanya satu biasanya sampai 3 batang dengan proses yang sama dari awal
hingga akhir. Pekerjaan selanjutnya adalah ada pada dukun tadi sehingga ia
punya waktu untuk memilih kayu mana yang paling baik dijadikan jalur termasuk
pertambangan intennya komunikasi sang
dukun dgn mambang kayu tersebut dan tarik menarik argumen antara mambang dan sang dukun sehingga bias
bekerja sama untuk dimanfaat kan sebagai jalur .(wawancara sengan mudarus yang
digelar bendahara, sabtu, 27 agustus 2011 dirumahnya di ujung tanjung)
C.MANOBANG JALUR
Jika kayu yang telah dicinai tadi selama
beberapa malam telah diamal kan oleh dukun jalur dengan banir tua yang sudah ia
miliki maka sampailah ia kepada keputusan kayu mana diantara beberapa pokok
tadi yang akan ditebang dan seterusnya dan seterusnya akan dibawa kedesa untuk
di hela dan ditarik dengan cara bergotong royong setiap minggu mereka pergi
kembali kehutan rimba seperti proses ketika akan mencari kayu seperti semula,
akan tetapi persiapan nya sudah lebih lengkap bila dibandingkan dengan mencari
atau mencinai kayu Karena mereka teleh membawa apa-apa saja yang diperlukan
untuk acara penebangan sebaimana yang
dikehendaki oleh mambang atau penghuni kayu tersebut . dari wawancara penulis
ada 3 permintaan yang sering diminta oleh penghuni kayu tersebut . pertama,
adalah dua ekor ayam jantan itam jamui dan paruh atau cotokannya . jika ini
yang dimintanya maka sang dukun akan duduk terlebih dahulu menghadap kayu
tersebut dan posisi kayu adalah sebelah barat dukun berarti dukun juga
menghadap kebarat , setelah ia berdo’a dan menyapukan kedua telapak tangan nya
ke muka maka ia bangkit dari duduknya lalu menyembelih ayam yang satunya dengan
beliunfg yang akan digunakan sebagai untuk menebang dan darah nya harus
membasahi banir tua dari kayu Tersebut .
kemudian ayam tadi di bobak (dikuliti) dan di cuci degan air sungai yang ada
disekitar tempat kayu tersebut kemudian di beri garam dan di panggang atau di
bakar dengan menggunakan kayu kayu yang mersik dan mati di sekitar areal
tersebut. Setelah masak maka di berikan kepada tukang , dukun sendiri, anak
buah tukang atau tukang pengapit serta partuo,dan rombongan masyarakat yang
menyertai. Setelah makan dan minum tadi barulah oleh sang dukun meliahan kea
rah mana kayu tersebut akan tumbang. Jika ada perbedaan pendapat tentang arah
tumbangnya maka terlebih dahulu harus di selesaikan agar ada kata mufakat dan
suara bulat jika masih ada selang
sengketa pendapat maka ini nanti sebagai alamat jalur akan minta korban atau
tumbal pada masyarakat sebagai tumbal nya. Hal ini sudah pernah terjadi seperti
halnya yang di alami oleh kasin (Alm).beliau waktu muda kena oleh giligan jalur
bomber 1958 keti jalur mau di hela atau di tarik. Akhir nya dia mengalami cacat
seumur hidup dengan kaki dan tangan tidak bias di gunakan yang diseubut layuah
oleh masyarakat setempat sampai yang bersangkutan menemui ajal nya sehingga
belum pernah merasakan hidup berumah tangga
Setelah tempat tumbang telah di sepakati
maka kegiatan selanjut nya adalah membersih kan ranting dang mengukur berapa
depa panjang jalur tersebut kemudian di beri boriaco/basi (sisa ujuran kayu
agar jangan pas-pasan sehingga ada tenggang mana tahu ujung dan pangkal nya
pecah). Jika hari sudah petang mka baru lah pulang kembali ke kampung. Kalau
jaman dahulu seperti tahun 1958 mereka para tukang dan partuo jalur membuat
barung-barung (kemah) selama mengerjakan jalur tersebut sampai dengan mendiang
atau melayur.
Ketika mau pulang tadi ayam itam jamui
yamh satu nya lagi di lepaskan sehingga nanti apakah ayam tersebut bertahan
hidup atau malah memilih untuk mengikuti rombongan tadi. Jika memilih mengikuti
maka itu sebagai pertanda bahwa mambang tadi mau ikut dengan mereka terutama
sang dukun artinya dia bias di suruah serayo (bias untuk minta tolong). Bahkan
ada juga ayam tersebut tidak ikut tetapi ia kelihatan linglung serta bahkan
menjadi ayam hutan yang liar kembali serta berkembang biak di hutan tersebut
Versi yang ke dua, yaitu membawa ayam
kuniang biriang (kuning seperti orang yang kena beri-beri),semuanya kuning.
Jumlah hanya satu ekor saja guna nya untuk mendarahi penebangan itu agar jangan
mendapat halangan. Versi yang ketiga, terserah apa saja warna bulu ayam nya
tetapi setelah di sembelih untuk darah nya di ambil maka ayamnya oleh sang
dukun di bawa pulang untuk di masak tetapi isi dalam nya ia sendiri yang
memakan nya. Berdasarkan isi perut ayam tersebut ia akan tahu keadaan kayu
tersebut apakah berlobang, dan kalau berlibang di bagian mana saja. Kemudian
setelah kayu itu di tebang maka iya ganti dengan kayu kecil dan ditancap kan di
atas pohon yang di tebang tadi yang di maksudkan sebagai pengganti kayu yang
sudah di tebang di tumbang kan tadi. Aneh nya seperti terjadi pada jalur rajo
mudo dubalan kuantan pulau bungin kayu yang ditancapkan tadi ternyata tumbuh,
hidup dan berkembang sebagai kayu lainnya ujang sang dukun pada hal ia tidak
ditanam di tanah secara langsung.jenis kayu nya yang ditancapkan itu adalah
kayu binio. (wawancara dengan dukun kayu jalur, ahad, 11 september 2011 di
rumah nya).
D.MAELO JALUR
Proses maelo jalur dimulai juga dengan ada nya canang banjar
yang akan mengumumkan tentang acara untuk besok pagi kita akan bergotong royong
menarik jalur dari hutan rimbo ke desa.Dengan bunyi canang oh urang banjar iko lah
tibo lo perintah dari banjar bahwa bisuak pagi awak besamo-samo maelo jalur
awak tu di rimbo gono yaitu rimbo kukok.Untuak itu kepado
induak-induak,ondek-ondek tolong di bao bungkui nasi sa ibek nasi bisuak dan
buek tambual bawoan untuak awak dan untuak urang. Nan jantan bapak-bapak bao
ladiang saruang kapak atau baliuang untuak menobang jalur,lai obe ru.Nah awak
bekumpual di tompek panyaborangan (kompang).
Pada hari berikut nya saat akan pergi maelo
jalur maka orang bujang ada di kampong itu akan mengantarkan
beras,tepung,telur,ikan sarden besar dengan segala perlengkapan yang akan di
masak ke rumah goraan nya (pacar) akhir nya besok pergi ikut secara
bersama-sama untuk pergi maelo jalur dari hutan.
Setelah mereka berkumpul di tempat yang telah
di janjikan tersebut maka dalam perjalanan yang berkelompok-kelompok tersebut
ada yang di tunjuk untuk penunjuk jalan dari partuo jalur.Dalam perjalanan
tersebut tidak sampai dari surak-surak adalah semacam pertanda ada teman lain,ada apa tidak di
dalam hutan rimbo tersebut.Jika surat tadi dibalas,maka berarti ada orang lain,teman
kita yang menyukai ada penyadap karet,atau mencari rotan,dammar,cari petai,juga
kebun dan pekerjaan mencari hasil hutan lainnya.Dalam perjalanan tersebut
dalam berbual-bual dengan cerita lucu dan konyol serta diberikan dengan
berbagai teka-teki yang baik dan bahkan jenaka dan lucu seperti aponyo aang iko
aa.Ndok ndiang artinya tersisik di dinding (sendok tersisip di dinding) kelompok
yang tidak bisa membalas lagi dengan
teka-teki sebagai balasan dari 1-0 yang di terima yaitu : koa kok bisa dek aang
menjawab nya.enyo mintak di masuak an la di masukan inyo di luar jo,apo nyo
aang,aponyo kau.(dia mintak di masukkan tapi setelah di masukkan di masih di
luar juga) jawabannya adalah buah baju (kancing baju).Begitulah seterusnya
dengan berbagai teka-teki yang saling
balas-membalas akhirnya dengan tidak terasa mereka rupanya telah sampai ke
pungko jalur.Semakin jauh tempat mencari jalur semakin banyak teka-teki dan
cerita dlm perjalanan tersebut.
Hal seperti itu dimaksudkan juga adalah
sebagai pengontoran (untuk menghilangkan dari rasa takut dari tempat tempat
yang anker hutan sunyi tersebut). Maka sudah sampai rombongan tadi beristirahat
sejenak partuo jalur membuat dan mencari tali untuk maelo jalur yang terbuat
dari rotan dan dengan kebudian di iekekan di luar jalur dengan menyangkut kan
di telinga jalur yang masih sabal. Sabal adalah semacam bayangan jalur yang
sudah berbentuk dan tidak lagi dalam bentuk kayu bulat tapi sudah agak ringan
untuk di tarik bersama-sama. Setelah ada tali untuk ditarik secara
bersama-sama. Setelah tali siap ada aba-aba dari naik tangan dari yang mengucap
kan lah ado tali di tangan. Pogang tali,dengan aba-aba 1-2-3 tariak torui
panjang mungkin
Jika kelihatan orang yang maelo jalur sudah
kelihatan lelah maka tambual dan kue-kue tersebut sudah bisa untuak di makan
dengan membentangkan tikar atau beralaskan daun-daun rimba, bagi yang punya
pacar tadi maka di perboleh kan makan ke semak sambil membawa bekal yang telah
dibawa dan di persiap kan dari tadi pagi,bahkan tadi makan tambual dan kue ini
di keluarkan pada jam 10.00 wib tadi pagi. Kemudian setelah ini di lakukan,
maka kembali di suruh untuk menarik jalur kembali dengan aba-aba yang sam yaitu
1,tali dipogang 2,badan membungkuak 3,menangkui. Maka menjelang siang berati
maka masuk waktu suhur dengan sholat dan makan siang. Selesai hal itu mka
lanjutkan kembali sampai dengan waktu asar, tapi ketika anggota maelo jalur
jadi kecapean maka partuo jalur akan memutus kan tali dengan menconcang dengan
menggunakan parang tajam dan orang sekuat-kuat nya dengan tenaga menarik jalur,
maka ketika tali putus orang yang berpacaran tadi akan jatuh berhimpitan dengan
pacar bahkan serak serai pecah kembali di antara mereka para peserta penarik
jalur ada yang saling membersih kan pakaian masing-masing dan urutan di antara
mereka.
Ketika hari sudah soreh mereka pulang
bersama-sama untuk menuju rumah maasing-masing dengan perjalanan yang sangat melelah kan maka agar terasa perjalanan
mereka kembali berbual-bual (berceri yang lucu dan jenaka) dari orang yang
sudah di tentukan atau bah di tingkah orang lain lagi. Meelo jalur jalur ini
biasa nya biasa nya hanya di lakukan setiap hari , minggu/ahad sehingga bahwa
jalur tersebut samapi di desa memerlukan waktu lebih kurang 3 bulan,itu dengan
catatan jika jalur tidak terbenam di dalam lumpur kalau tetanam itu lebih lama
lagi.
Akan tetapi sekarang ini masyarakat mulai
bergesr maelo jalor ini dengan menggunakan chainsaw dalam menebang dan dalam
bentuk kayu bulat di tarik ke desa dengan menggunakan cartefilar atau alat
berat sehingga masyarakat tidak perlu setiap ahad pergi ke rimba tetapi cukup
dengan beriuran untuk biaya nya mebawa nya ke desa.Hal ini jika terus menerus
terjadi maka kebersamaan dan semangat
gotong royong sudah mulai luntur bahkan sudah untujk muda-mudi mengenali lawan
jenis nya semakin tidak ada dan antar mengantar sesuatu yang akan di masak
tidak ada lagi sehingga suatu saat ini bisa saja memintak nya tidak pandai
memasak karena dengan maelo jalur lah seorang wanita bersama memasak dengan
baik dan enak agar orang yang mengatar bekal tersebut yang tidal lain adalah
pacarnya sendiri enak dan lahap dalam memakan dan mencicipi hasil makanan nya.
E. PEMBUATAN
JALUR
Pembuatan jalur di hutan tempat kayu
tersebut,di tebang bukan lah sampai selesai sampai 100% tetapi penggarapan
jalur tersebut hanya selesai kira-kira 50%.Tujuan nya agar kayu yang akan di
tarik besama-sama oleh masyarakat yang sudah dewas tidak terlalu berat karena
badan jalur bagian tengah sudah banyak yang di kurangi.Penarik jalur dari
hutan( dari tempat kayu jalur) di tebang sampai ke desa biasanya di tepui salah
satu lapangan bola akan tempat yang cukup luas dan strategis untuk
menyelesaikan pembuatan jalur.
Pembuatan jalur selayak jadi seperti yang di
gambar tadi mengalami perubahan maka sejak tahun 1991. Artinya,sebagian jalur
telah diproses sampai selayak jadi di hutan sebagai batang dip roses di desa
tersebut. Karena terbuka nya akses jalan dari hutan ke desa. Pada umumnya akses
jalan tersebut di buat oleh perusahaan yang beroperasi di wilayah
kabupaten,kuantan singing. Dengan demikian hanya jalur yang sudah du tebang di
hutan dapat di angkat dengan menggunakan truk sampai ke desa. Setelah sampai di
desa barulah kayu bulat tersebut diproses pembuatan nya sampai selesai dan siap
untuk di lombakan. Jika kayu jalur yang masih bulat itu di olah di tari
bersama-sama oleh masyarakat. Ia tidak akan langsung ditarik karena sangat
berat walaupun bisa ditarik maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan
hal tersebut akan menggangu anggota masyarakat untuk menjalankan pekerjaan
rutin meraka sehai-hari.( PEMERINTAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,2011; hal 11-24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar