Minggu, 13 September 2015

JURNAL BIOMEKANIKA OLAHRAGA (KELAS 5B) KEPELATIHAN

1. Perhatikan Kelas sebelum melakukan Entri
2. Jika Terjadi kesalahan pemasukan Tugas ke kelas lain harap menghapus kembali komen yang sudah di tambahkan
3. Tulislah Nama-nama anggota kelompok di atas judul tugas
4. ENTRI INI INI UNTUK (KELAS 5B)

Tugas:
1. Mencari Jurnal Internasional terkait biomekanika olahraga
2. urutan analisisnya:
a. Judul
b. masalah
c. Motodologi
d. hasil.
e. Kesimpulan

21 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Nama Kelompok 12
    Lintang Bela Pertiwi
    Ardita Pradayanti
    Yofie Fitra

    Masalah: Bagaimana aspek biomekanika yang terjadi pada gerakan pitching bola softball dan kesalahan yang mungkin terjadi.

    Judul: “ANALISIS BIOMEKANIKA OLAHRAGA PADA GERAKAN MELEMPAR (PITCHING) BOLA SOFTBALL”

    Metode: Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimen.

    Sampel: penelitian ini dilakukan diantara 25 orang yang terlatih.

    Hasil: Dari 25 orang yang terlatih dalam melakukan pitching atau melempar bola softball 6 diantaranya masih melenceng saat melempar bola. Dikarenakan saat melempar mereka terburu-buru dan saat melakukan putaran siku tidak lurus, sehingga bola lepas akan melambung. Kemudian,bola terlalu cepat dilepaskan sehingga lemparan bola menjadi rendah.

    Kesimpulan: Dari hasil pengamatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan pitching softball harus memperhatikan beberapa aspek yang sangat penting,yaitu :
    A. Pada saat melakukan putaran lengan harus lurus,sehingga saat lepas bola tidak melambung.
    B. Perhatikan timing dalam melepaskan bola,pastikan bola lepas pada saat yang tepat,sehingga arah bola sesuai dengan yang diharapkan.
    C. Badan dan pikiran harus rileks.
    D. Kestabilan dan keseimbangan mutlak diperhatikan.

    Referensi: Istiyono, Edi. 2005. Fisika Untuk Kelas XI Jilid 2a SMA.
    Klaten: Intan Pariwara.
    Istiyono, Edi. 2005. Fisika Untuk Kelas XI Jilid 2b SMA.
    Klaten: Intan Pariwara.
    Pearce, Evelyn C. 1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
    Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Presindo.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. KELOMPOK 5
    Ahmad Viqar Irfansyah
    Tulus Prionggo
    Fifit Nova

    JUDUL : Aplikasi Analisis Biomekanik Untuk Mengembangkan Kemampuan Berlari Atlet Lari
    MASALAH : untuk membantu atlet mendapatkan teknik berlari yang benar dan efektif
    METODE : aplikasi analisis biomekanik dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap permasalahan inti
    SEMPEL : Penelitian ini dilakukan diantara 7 orang atlit
    HASIL : Setelah dilakukan percobaan lari dan dilihat dalam tayangan aplikasi, 7 orang atlit tersebut terdapat beberapa gerakan yang tidak benar dan kurang efektif sehingga hasil yang didapatkan pada saat berlari tidak maksimal sehingga dilakukan beberapa kali tinjauan terhadap beberapa dari 7 orang atlit tersebut yang melakukan gerakan yang tidak benar dan kurang efektif dan hasilnya dilakukan beberapa perubahan gerak yang dapat mengoptimalkan gerak lari atlit tersebut sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal
    KESIMPULAN : Aplikasi analisis biomekanik ini dibuat untuk mengembangkan kemampuan berlari atlet. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, aplikasi ini dibuat menggunakan teknik pengukuran menggunakan vektor terhadap sebuah citra yang diambil dari hasil rekaman video performa atlet. Selain vektor, pengukuran juga dilakukan menggunakan perbandingan skala terhadap dua garis yang berbeda. Perbandingan skala ini berguna untuk melakukan pengukuran jarak pada citra yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran dengan vektor dan perbandingan skala sudah dapat digunakan untuk melakukan analisis biomekanik dalam proses pengembangan kemampuan berlari atlet.Aplikasi ini memiliki keunggulan tersendiri yaitu berupa analisis tidak hanya dilakukan dengan pengukuran, akan tetapi juga dapat dengan melihat rekaman video performa atlet yang dimainkan secara slow motion.Selain itu, proses perekaman video performa atlet juga bisadilakukan melalui aplikasi ini. Jadi sumber masukan data untuk aplikasi ini tidak hanya satu sumber saja

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Kelompok 4
    Anggota kelompok:
    1. Randi aprinaldi
    2. Dori riyanto
    3. Zulpikar
    Judul : program pelatihan neuromuskuler pada kejadian anterior cedera ligamen pada wanita pemain tim handball.

    Masalah: Untuk menilai efek dari program pelatihan neuromuskuler pada kejadian anterior cedera ligamen pada wanita pemain tim handball.

    Metode: Sebuah program lima fase (durasi, 15 menit) dengan tiga latihan keseimbangan yang berbeda berfokus pada kontrol neuromuskular dan keterampilan penanaman / arahan dikembangkan dan diperkenalkan kepada para pemain pada musim gugur 1999 dan direvisi sebelum awal musim tahun 2000. tim diperintahkan dalam program ini dan disertakan dengan sebuah video instruksional, poster, enam tikar keseimbangan, dan enam papan goyangan. Selain itu, ahli terapi fisik melekat pada masing-masing tim untuk menindaklanjuti dengan program intervensi selama periode intervensi kedua.

    Sampel: Pemain dari tiga divisi top: musim control (1998-1999), 60 tim (942 pemain); Musim intervensi pertama (1999-2000), 58 tim (855 pemain); Musim kedua intervensi (2000-2001), 52 tim (850 pemain).

    Hasil: Ada 29 cruciatum anterior cedera ligamen selama musim kontrol, 23 cedera selama musim intervensi pertama (OR, 0,87; CI, 0,50-1,52; p = 0,62), dan 17 luka-luka selama musim intervensi kedua (OR, 0,64; CI, 0,35-1,18; p = 0,15). Di divisi elit, ada 13 luka selama musim control, enam luka selama musim intervensi pertama (OR, 0,51; CI, 0,19-1,35; p = 0,17), dan lima luka-luka di musim intervensi kedua (OR, 0,37; CI, 0,13-1,05; p = 0,06). Untuk seluruh kelompok, tidak ada perbedaan dalam tingkat cedera selama musim intervensi kedua antara mereka yang memenuhi dan mereka yang tidak mematuhi (OR, 0,52; CI, 0,15-1,82; p = 0,31). Di divisi elit, risiko cedera berkurang di antara mereka yang menyelesaikan program pencegahan cedera anterior cruciate ligament (OR, 0,06; CI, 0,01-0,54; p = 0,01) dibandingkan dengan mereka yang tidak.

    Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mencegah cedera anterior cruciate ligament dengan pelatihan neuromuskuler tertentu.

    BalasHapus
  7. KELOMPOK 13
    Reyhan Arsuwando
    Henni Epelina Sigala
    Abdurahim

    Judul : Analisis Biomekanika Forehand Groundstuke Atlet Yunior


    Masalah : Bagaimana kemampuan teknik forehand groundstroke atlet tenis lapangan dari tahap persiapan, backswing, forwardswing, impact dan follow-through secara biomekanika


    Metode : Metode yang digunakan observasi dan eksperimen


    Sampel : Atlet tenis yunior yang berjumlah 10 orang atlet putra dan putri yang berumur maksimal 18 tahun


    Hasil : Tahap impact forehand groundstroke mata terfokus pada zona impact, togok diputar ke depan, raket sejajar pada 90,8° ke lapangan. Raket dari lintasan rendah ke lintasan tinggi. Impact terjadi dekat dengan bagian atas dari pantulan bola di depan, dan pada jarak yang nyaman dari tubuh serta waktu dari tahap backswing sampai ke tahap impact ditempuh dengan waktu 00:00:340 sekon.


    Kesimpulan : Berdasarkan analisis biomekanika menggunakan software dartfish prosuite, maka kemampuan teknik forehand groundstroke atlet tenis lapangan dari tahap persiapan, backswing, forwardswing, impact dan follow-through secara biomekanika atlet tenis lapangan yunior dapat disimpulkan bahwa:

    1. Kinerja forehand groundstroke tenis lapangan atlet yunior pada tahap persiapan secara biomekanika tenis lapangan dengan kategori baik.
    2. Kinerja forehand groundstroke tenis lapangan atlet yunior pada tahap backswing secara biomekanika tenis lapangan dengan kategori cukup baik.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. KELOMPOK 11
    FEGI CRIESHANDI
    YANA PUSPITA ARRUM
    DAVID CHANDRA

    judul : analisis secara biomekanika teknik gerak serang dalam anggar

    masalah : Pentingnya kebenaran biomekanika teknik gerak serang dalam anggar untuk mencapai teknik yang baik sebagai salah satu penentu prestasi

    metode : Penelitian ini dilakukan di Gedung Cisadane Kota Tangerang. Dilakukan pada bulan Mei 2014. Diambil sampel atlet anggar Banten untuk melakukan gerakan dasar anggar

    hasil : dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa analisis secara biomekanika dalam gerakan dasar anggar, benar adanya biomekanika atau prinsip prinsip fisika yang ada dalam gerakan dasar anggar diantaranya, sedia, step/langkah dan serang. Hal ini sesuai dengan pengamatan setiap gerakan dasar dan dianalisis hubungan fisika apa saja berdasarkan pengertian pengertian teroritis dari ilmu fisika yang ada dan dapat diaplikasikanya ke dalam gerakan dasar anggar. Saat posisi sedia sebaiknya pada saat posisi normal , tidak terlalu condong ke depan atau kebelakang dikarenakan untuk memudahkan mobilitas bergerak , tidak hanya bergerak, saat posisi sedia normal akan lebih mudah pula untuk gerakan kembali ke posisi semula.Letak titik berat selalu berubah sesuai dengan sikap, dan sangat menentukan terhadap teknik gerak. titik berat tidak menetap pada satu titik,tetapi bergerak mengikuti arah geraknya.Dapat disimpulkan biomekanika apa saja pada gerakan dasar anggar adalah saat gerakan sedia terdapat Hukum 1 Newton, titik berat, dan keseimbangan. Saat Gerakan step/langkah terdapat hubungan kecepatan,jarak dan waktu, Hukum 3 Newton,titik berat dan gerak linear. Sedangkan pada gerakan serang anggar terdapat Hukum 3 Newton, momentum,titik berat, Hukum 2 Newton

    kesimpulan : Pada teknik gerak serang anggar sendiri, pelatih terkadang hanya mengevaluasi hasil latihan atletnya hanya secara oral, sedangkan di luar sana sudah banyak sekali para pelatih yang sukses menangani atlet dalam mencapai performance terbaiknya. Dengan kemajuan teknologi yang sudah ada saat ini, para pelatih hendaknya dapat mengevaluasi hasil latihan atletnya sehingga atletnya dapat melihat secara langsung dimana letak kesalahan yang harus diperbaiki nantinya.



    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Nama Kelompok 2 :
    Bayu Lesmana
    Riza Zulhamdani
    Joel Rejeki Pasaribu

    Judul : Analisis Kondisi Fisik Cabang Olahraga Karate

    Masalah : Kondisi Fisik Atlet Yang Berbeda Saat Pertandingan

    Sampel : Atlet Karate Terlatih Dalam Satu Dojo

    Metode : Metode Yang Kami Gunakan Adalah Pengamatan Dan Dokumentasi

    Hasil : Komponen kondisi fisik yang dibutuhkan oleh seorang karateka saat bertanding adalah antara lain :
    • Kekuatan (strenght)
    • Kecepatan (speed)
    • Kelincahan (agility)
    • Daya Tahan (endurance)
    • Kelentukan (flexibility)
    • Koordinasi (coordination)
    • Ketepatan (accuracy)
    • Reaksi (reaction)

    Secara rinci dapat dijelaskan bahwa anggota tubuh yang membutuhkan komponen kondisi fisik adalah sebagai berikut :
     Punggung
     Lengan
     Tungkai

    Penggunaan Energi
    No. Interval Proses Pembentukan Energi Sistem Energi
    1. 10 - 45 detik Anaerobik ATP - PC + Glikogen Otot
    2. 45 - 120 detik Anaerobik Asam Laktat + Glikogen Otot
    3. 120 - 240 detik Aerobik O2 + Asam Laktat

    Kesimpulan : Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa Karate adalah cabang olah raga beladiri dengan gerakan – gerakan kompleks dimana gerakan tersebut melibatkan anggota tubuh secara keseluruhan. Dan Karate juga membutuhkan komponen kondisi fisik pendukung seperti Kekuatan, Kecepatan, Daya Tahan dll.
    Sistem energi yang digunakan dalam Karate adalah sitem anaerobik yang meliputi Adenosin Triposphat, Asam Laktat, dan juga Glikogen Otot.

    BalasHapus
  12. Nama kelompok;
    Fauzan aulia amri
    Minal uyun
    Suherwan

    Judul: Analisis tendangan sabit/ busur pada pencak silat

    Metode: Pengamatan kececepetan tendangan sabit/busur terhadap pencak silat dengan rumus( V=ω x r)

    Hasil; Kertas yang digambar yang satu jari-jarinya ada kotak putih (1) dan kotak hitam (2).Kalau kertas tersebut diputar pada titik tengahnya (porosnya), kedua kotak itu berputar.Kalau kotak putih berputar 2 kali, maka kotak hitam pun berputar 2 kali. Ini berarti kecepatan rotasi (ω) nya sama besar. Apakah kecepatan linier (V) nya juga sama besar? Jari-jari dari kotak (2) lebih besar dari (1), ini berarti pada waktu yang sama atau putaran yang sama, jarak yang ditempuh (2) lebih besar daripada (1). Jadi kecepatan rotasi yang sama, kecepatan liniernya tidak sama. V dari (2) lebih besar (1).
    Jadi hubungan antara V dan ω adalah : V = ω x r atau .
    Sehingga dapat disimpulkan bahwa : ω = V/r
    Pada suatu gerak rotasi, titik materi yang mengikuti gerak tersebut, kecepatan liniernya berbanding lurus dengan jari-jarinya,
    - Kalau r makin besar, V nya makin besar juga, dan
    - Kalau r makin kecil, V nya makin kecil juga.

    Kesimpulan; Seperti halnya pada gerakan menendang sabit atau busur pada pencak silat, kalau perkenaan tendangan lebih mendekati ujung jari, maka kekuatan tendangan lebih besar dari pada kalau perkenaan lebih dekat ke pangkal paha

    Pustaka; Amat Komari. (2000). Citius, Altius, Fortius. Hand Out Biomekanika Olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.

    BalasHapus
  13. KELOMPOK 7
    Neno Tri Sukardi
    Reflis
    Bayu Setiawan


    JUDUL : Analisis Gerak Keterampilan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli

    MASALAH : bagaimanakah analisis gerak keterampilan passing bawah dalam permainan bola voli ditinjau dari segi anatomi, fisiologi, dan biomekanika


    METODE : Dokumentasi dan Pengamatan/Observasi

    SAMPEL : 6 orang pemain dari klub bola voli putra


    HASIL : Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerak keterampilan passing bawah pada pemain bola voli Putra dalam kategori baik, dengan rincian :
    1. ditinjau dari faktor anatomi dalam kategori baik
    2. ditinjau dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik
    3. ditinjau dari faktor biomekanika dalam kategori baik


    KESIMPULAN : gerak keterampilan passing bawah secara keseluruhan pemain di Klub Bola Voli Putra dalam ketegori baik, dengan rincian :
    1. gerak keterampilan passingbawah pemain bola voli Putra ditinjau dari faktor anatomi dalam kategori baik
    2. gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra ditinjau dari faktor fisiologi dalam kategori sangat baik
    3. gerak keterampilan passing bawah pemain bola voli Putra ditinjau dari faktor biomekanika dalam kategori baik

    BalasHapus
  14. Kelompok 8
    YUNITA SAPRIANI
    RADHA NURMASITA
    GRACE NOVRIYAN

    1.Judul : Pengaruh Latihan Pliometrik Squat Jump dan Twofoot Ankle Hop terhadap Power Otot Tungkai Siswa Kelas VII SMPN 25 Surakarta Tahun 2011 dengan Parameter Lompat Jauh Tanpa Awalan (LJTA)

    2.Masalah : Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Squat Jump dan Twofoot Angkle Hope Terhadap Lompat Jauh Tanpa Awalan

    3.Metodelogi : Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Pelaksanaanpenelitian dialkukan pasa siswa putra kelas VII SMPN 25 Surakarta sebanyak 38orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok squat jump dan kelompok two-foot ankle hop. Dosis latihan yang diberikan selama 4 minggu, 3 kali perminggu dilakukan 2 - 3 set dengan jumlah pengulangan 8 - 12 kali dengan periodeistirahat 2 - 3 menit di sela - sela set. Pengukuran power otot tungkai menggunakan tes lompat jauh tanpa awalan (LJTA). Teknik pengambilan data dilakukan dengan desain penelitian pre – post test dengan analisis data mengunakan uji T-Test.

    4.Hasil: Pemberian latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop terhadap power otot tungkai sebelum dan sesudah didapatkan hasil yang signifikan. Hasil uji beda pengaruh antara latihan pliometrik squat jump dan twofoot ankle hop diperoleh p-value 0,612, sehingga disimpulkan tidak ada beda pengaruh antara pemberian latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop.

    5.Kesimpulan: Latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop terbukti dapat meningkatkan power otot tungkai. Antara latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan.

    BalasHapus
  15. Kelompok 8
    YUNITA SAPRIANI
    RADHA NURMASITA
    GRACE NOVRIYAN

    1.Judul : Pengaruh Latihan Pliometrik Squat Jump dan Twofoot Ankle Hop terhadap Power Otot Tungkai Siswa Kelas VII SMPN 25 Surakarta Tahun 2011 dengan Parameter Lompat Jauh Tanpa Awalan (LJTA)

    2.Masalah : Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Squat Jump dan Twofoot Angkle Hope Terhadap Lompat Jauh Tanpa Awalan

    3.Metodelogi : Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Pelaksanaanpenelitian dialkukan pasa siswa putra kelas VII SMPN 25 Surakarta sebanyak 38orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok squat jump dan kelompok two-foot ankle hop. Dosis latihan yang diberikan selama 4 minggu, 3 kali perminggu dilakukan 2 - 3 set dengan jumlah pengulangan 8 - 12 kali dengan periodeistirahat 2 - 3 menit di sela - sela set. Pengukuran power otot tungkai menggunakan tes lompat jauh tanpa awalan (LJTA). Teknik pengambilan data dilakukan dengan desain penelitian pre – post test dengan analisis data mengunakan uji T-Test.

    4.Hasil: Pemberian latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop terhadap power otot tungkai sebelum dan sesudah didapatkan hasil yang signifikan. Hasil uji beda pengaruh antara latihan pliometrik squat jump dan twofoot ankle hop diperoleh p-value 0,612, sehingga disimpulkan tidak ada beda pengaruh antara pemberian latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop.

    5.Kesimpulan: Latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop terbukti dapat meningkatkan power otot tungkai. Antara latihan pliometrik squat jump dan two-foot ankle hop tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan.

    BalasHapus
  16. KELOMPOK 3
    FAJRUL ROZI
    EDWIN ADE SAPUTRA
    YOGA ARYA PRADANA

    JUDUL : PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA


    MASALAH : Manakah yang memberikan pengaruh lebih baik antara latihan knee tuck jump dan barrier hops terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain sepakbola

    METODE : Eksperimen dan data dianalisis dengan menggunakan statistic dengan taraf signifikansi 0,05% dan db n -1


    SAMPEL : 24 pemain sepakbola


    HASIL : hasil uji t pre test dan post test untuk kelompok eksperimen I di peroleh t hitung = - 2,467 dan untuk kelompok eksperimen II diperoleh t hitung = - 2,906 dengan signifikansi 1,00 > 0,05 dengan demikian dapat dijelaskan bahwa 1) Terdapat perbedaan pengaruh signifikan antara latihan knee tuck jump dan barrier hops terhadap hasil tendangan jarak jauh 2) Rata - rata hasil post test latihan knee tuck jump dari kelompok eksperimen I yaitu 28,10 sedangkan latihan barrier hops dari kelompok eksperimen II yaitu 28,58 dengan demikian latihan barrier hops memberikan pengaruh lebih baik dari pada latihan knee tuck jump pada pemain sepakbola

    KESIMPULAN :
    Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah latihan barrier hops lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan tendangan jarak jauh dengan hasil yang baik dibandingkan dengan latihan knee tuck jump

    BalasHapus
  17. Nama Kelompok 11

    • RIA MARIYANA
    • RAHMA AMALIA
    • KARTIKA

    JUDUL : Pengaruh Latihan Side Lateral Raise Dan Latihan Forward Raise Dumbell Terhadap Kekuatan Pukulan Backhand Pada Permainan Bulutangkis.

    MASALAH : Apakah ada perbandingan antara Pengaruh Latihan Side Lateral Raise Dan Latihan Forward Raise Dumbell Terhadap Kekuatan Pukulan Backhand Pada Permainan Bulutangkis.

    METODE : Penelitian ini menggunakan Eksperimen (Sugiono 2005)

    SAMPEL : Mahasiswa Semester 6 jurusan pendidikan olahraga yang berjumlah 20 orang

    HASIL : Data yang diperoleh sebagai hasil penelitian adalah data kualitas melalui test sebelum dan sesudah perlakuan latihan Side Lateral Raise Dan Latihan Forward Raise Dumbell.
    Data yang di ambil melalui test dan pengukuran terhadap 20 orang mahasiswa.
    Setelah dilakukan clear test sebelum dilaksanakan Side Lateral Raise Dan Latihan Forward Raise Dumbell, maka di dapat data awal (pree test) clear test untuk eksperimen 1 adalah sebagai berikut : skor tertinggi 46, skor terendah 31, dengan rata 38, standar deviasi 4,85, variansi 23,56 dan sum 380.
    Sedangkan untuk Ekperimen 2sebagai berikut : skor berikut 45, skor terendah 28 dengan rata-rata 37,2, standar deviasi 5,16, variansi 26,62 dan sum 372
    Setelah dilakukan clear test sesudah dilaksanakan Side Lateral Raise Dan Latihan Forward Raise Dumbell, untuk ekperimen 1 adalah sebagai berikut : skor tertinggi 64, skor terendah 44, dengan rata-rata 57,1, standar deviasi 5,82, variansi 33,87, dan sum 571
    Sedangkan untuk ekperimen 2 adalah sebagai berikut : skor tertinggi 64, skor terendah 48, dengan rata-rata 55,2, standar deviasi 5,20, variansi 27,06, dan sum 552

    KESIMPULAN : berdasarkan dari hasil diatas mengindikasikan bahwa latihan side Lateral Raise lebih baik (memberi peningkatan) dari pada Forward Raise Dumbell terhadap kekuatan pukulan backhand pada permainan bulu tangkis
    Berdasarkan hasil temuan dan pengolahan data diatas dapat di simpukan sebagai berikut : tidak terdapat perbedaan yang siknipikan antara latihan Side Lateral Raise Dan Latihan Forward Raise Dumbell terhadap kekuatan pukulan backhand pada permainan bulu tangkis

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. Kelompok 10:
    Rendi Juanda
    Risqon Kurnianda
    Nur Anshori Ruhayati

    1. Judul: EFEK PENDEKATAN SUDUT PADA AKURASI TENDANGAN PENALTI DAN KINEMATIK TENDANGAN PADA PEMAIN-PEMAIN SEPAKBOLA REKREASI
    2. Masalah: 25% sampai 33% tendangan penalti pada kompetisi resmi meleset
    3. Motodologi:
    a. Subyek Penelitian
    7 laki-laki pemain sepakbola rekreasi amatir berusia rata-rata 26 ± 3 tahun, masa tubuh 74.0 ± 6.8 kg, tinggi badan 1.74 ± 0.06 m.

    b. Prosedur Penelitian
    Penelitian ini dilakukan diluar ruangan pada lapangan sepakbola buatan dan semua subyek memakai astro turf trainers mereka. Semua subyek mengikuti pemanasan, latihan pelemasan dan 6 latihan pembisaaan dengan menyuruh setiap subyek menendang penalti dengan semua sudut, dengan menekankan pada akurasi.

    c. Analisis Data
    Semua tendangan pada tiap kondisi, akurasinya direkam dengan jarak dari pusat bola ke pusat target dalam hitungan meter menggunakan software SiliconCOACH Pro (versi 5.1.5.0, New Zealand). Penghitungan akurasi diambil 0.08 detik sebelum bola menyentuh belakang net, dalam gawang adalah 1.8 m, nilai rata-rata kecepatan bola adalah 24.3 m.s-1 (± 2.4 m.s-1) yang berarti bahwa pengukuran ini diambil 0.1 m sebelum garis gawang.

    d. Analisis Statistik
    Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS (v12.0.1). Semua data diperiksa kenormalannya dengan menggunkan tes Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk, dimana normalitas diasumsikan jika p > 0.05. Non-parametric Friedman dengan tes Post Hoc (Mann-Whitney U) digunakan untuk membandingkan perbedaan akurasi tiap pendekatan sudut yang diambil.

    4. Hasil:
    a. Hasil Penelitian
    Sudut yang dipilih sendiri adalah 30.3 ± 15.2º (rata-rata ± s); jarak = 39º. Rata-rata hasil akurasi tendangan, menggambarkan jarak (dalam meter) dari pusat target, dibawah kondisi keempat pendekatan (lihat tabel 1) adalah sama (X2 = 3.97,3, p = 0.26). Semua subyek juga menunjukkan kecepatan bola yang sama untuk setipa pendekatan sudut (F = 0.65,3, p = 0.59).


    5. Kesimpulan:
    Untuk pemain-pemain sepakbola rekreasi dapat disimpulkan bahwa mengubah pendekatan sudut yang dipilih sendiri tidak meningkatkan akurasi tendangan dan kecepatan bolasaat menendang penalti. Namun, menendang dari pendekatan sudut 45º dan 60º dapat mengubah aspek teknik tendangan, seperti meningkatkan rotasi panggul dan penyimpangan paha pada kaki yang menendang saat benturan, yang dilaporkan memungkinkan benturan yang leih baik dengan bola (Barfield, 1998; Davids dkk., 2000; Lees dan Nolan, 1998). Sangat menarik untuk mencatat perbedaan teknik pada pemain-pemain rekreasi, penelitian lanjutan dibutuhkan untuk menentukan apakah perubahan ini jelas pada pemain-pemain proofesional, dan sebagai hasil untuk meningkatkan performa hasil tendangan.

    BalasHapus
  20. Kelompok 1:
    Asmariadi
    Yogi Trian
    Tomi Firdaus

    Judul: Analisis Biomekanika Gerakan Dorongan Bola (Push) Dalam Melakukan Penalty Stroke

    Masalah: Guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas gerak dalam melakukn “penalty stroke”

    Motodologi:
    Penalty stroke adalah satu tembakan bebas yang dilakukan dengan satu dorongan jarak push atau menyentrik bola flick pada suatu titik dari depan gawang dengan jarak 6.5 m dari garis tengah gawang, sebagai hukuman dari pelanggaran keras yang dilakukan didalam daerah setengah lingkaran oleh pemain bertahan terhadap pemain penyerang lawan. Pemain yang melakukan tembakan penalti hanya diijinkan melakukan satu langkah dan mengangkat bola, hanya dengan satu kali sentuhan. Teknik dasar yang biasa digunakan oleh para pemain dalam melakukan tembakan penalti adalah push atau flick.
    Push adalah salah satu teknik dasar dalam hoki yang biasa digunakan dalam melakukan operan bola (passing), namun teknik ini dapat digunakan dalam melakukan tembakan (shooting) terutama di dalam daerah setengah lingkaran saat permainan berlangsung atau pada saat melakukan tembakan penalti tentunya dengan kecepatan yang tinggi dan akurasi penempatan bola yang tepat pada tempat yang sulit dijangkau penjaga gawang. Saat melakukan gerakan push tangan harus menggenggam stik dengan nyaman, tangan kiri berada di atas pada puncak stik, sedangkan tangan kanan berada dibawahnya dengan jarak kira-kira sepertiga sampai dengan setengah dari panjang stik normal. Posisi tangan kanan yang diturunkan dimaksudkan untuk memberikan kontrol yang lebih besar.

    Hasil:
    Gerakan-gerakan yang terjadi pada saat melakukan tembakan penalti dengan menggunakan dorongan bola (push) adalah sebagai berikut :
    1. Forces
    Forces atau tenaga adalah penyebab terjadinya kecepatan. Dalam gerakan push diatas,forces terjadi saat gerakan dimulai dengan melangkahkan kaki kiri bersamaan dengan itu kedua tangan mendorong bola kearah gawang untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.

    2. Friction
    Friction adalah: perubahan kecepatan benda karena kontak dengan permukaan benda lain. Pada saat push dilakukan friction terjadi saat kaki kiri dilangkahkan sebagai awalan dan stick menyentuh bola lalu didorong kearah gawang.

    3. General Motion
    General Motion pada gerakan push bola keterjadi ketika stik mulai diayunkan kedepan hingga lurus untuk mendorong bola.

    4. Speed
    Speed adalah kecepatan yang berkaitan dengan gerakan yang dilakukan, saat melakukan gerakan push bola dalam penalty stroke kecepatan gerakan terjadi secara bersamaan mulai dari awalan hingga gerakan akhir yang diharapkan berdampak pada kecepatan tinggi bola yang dihasilkan dari dorongan tersebut.

    5. Velocy
    Velocy adalah kecepatan yang berkaitan dengan garak lurus. Hal ini terjadi pada saat gerakan awalan mendorong bola hingga akhir gerakan push dengan kedua tangan lurus ke depan.

    Kesimpulan:
    Setiap keterampilan dari cabang olahraga yang dilakukan akan menghasilkan sesuatu yang membutuhkan analisis lebih lanjut guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai hal-hal yang membutuhkan perbaikan. Dengan adanya analisis yang akurat akan menggambarkan penampilan yang sesungguhnya sehingga kelebihan dan kekurangan yang ada dapat diketahui, hal ini tetunya harus didasarkan dengan pemahaman tentang dasar-dasar biomekanika yang baik. Analisis biomekanika dapat memberikan informasi yang sangat berharga sehingga dapat dijadikan bahan untuk membentuk suatu pola gerak yang seefisien mungkin dan menghasilkan gerakan yang efektif. Khususnya dalam membentuk pola gerak dasar push dalam penalty stroke, dengan adanya analisis biomekanika dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membentuk pola gerak yang efisien dan efektif bagi para siswa dalam melakukan gerakan nya sehingga meminimalisir kesalahan yang menimbulkan kegagalan dalam melakukan penalty stroke yang terjadi pada setiap pertandingan.

    BalasHapus
  21. Klompok 1
    Zul shaleh

    Judul:jurnal biomakanika penjas

    BalasHapus