Minggu, 13 September 2015

JURNAL BIOMEKANIKA OLAHRAGA (KELAS 5A) KEPELATIHAN

1. Perhatikan Kelas sebelum melakukan Entri
2. Jika Terjadi kesalahan pemasukan Tugas ke kelas lain harap menghapus kembali komen yang sudah di tambahkan
3. Tulislah Nama-nama anggota kelompok di atas judul tugas
4. ENTRI INI INI UNTUK (KELAS 5A)

Tugas:
1. Mencari Jurnal Internasional terkait biomekanika olahraga
2. urutan analisisnya:
a. Judul
b. masalah
c. Motodologi
d. hasil.
e. Kesimpulan

28 komentar:

  1. kelompok 6

    arif rizki zesfi
    oqta messi
    musrialdi

    judul : efek dari kecepatan pada kekakuan kaki dan kinetis sendi dalam manusia berlari

    masalah: : untuk menguji hipotesis yang meliputi (a) ada perbedaan antara teori perhitungan (mcmahon dan cheng 1990 . journal of biomechanics 23, 65-78) dan kinematika yang di ukur panjang nya perubahan dari bentuk pegas-massa dan (b) kekakuan pegas kaki , kekakuan pegas pergelangan kaki dan kekakuan pegas lutut di pengaruhi oleh kecepatan berlari.
    metode penelitian : experimen

    sampel : 13 orang pelari dengan tinggi : 1,83 ± 0.03 m , dan massa 80,68 ± 4,99 kg

    hasil : lepas dari perbedaan dalam kekakuan pegas kaki dapat kita lihat pada semua kecepatan antara perbedaan metode penghitungan (fig 1 ) .kekakuan pegas kaki dihitung menggunakan rumus (formula) mcmahon dan cheng (1990) sangat penting sekali lebih rendah dari nilai yg sebenarnya , kekakuan pegas vertikal yang efektif dan reaksi dorongan vertikal terhadap tanah . kekakuan pegas kaki di hitung menggunakan metode dari mcmahon dan cheng (1990) menujukan tidak ada perbedaan yg berarti (signifikan) dari kelima perubahan kecepatan (fig1). momen maksimum dan jumlah kekuatan mekanika pada pergelangan kaki dan sendi lutut adalah pengaruh dari kecepatan berlari (table 1 ,fig 2 ). kecepatan berlari mempengaruhi kekakuan pegas pada sendi lutut dan mengubah sudut pada sendi lutut (fig .3) kekakuan pegas pada sendi pergelangan kaki menunjukan tidak ada perubahan yang berarti pada kelima perubahan kecepatan (fig 3)

    kesimpulan : dapat di Tarik kesimpulan dari hasil penilitian yang di lakukan bahwa , kekakuan pegas kaki sangant di pengaruhi oleh kecepatan berlari manusia

    BalasHapus
  2. Nama kelompok 14
    Anggi jummaida
    Jumhaini
    Endang purnama sari

    Masalah: perbandingan karakteristik biomekanik dari tungkai bawah selama tembakan melompat tanpa bola dan melompat gerakan kontra tanpa lengan ayun.

    Judul: Analisis Biomekanik dari Jump Shot di Basket

    Metode penelitian: Metode Eksperimen
    Sample: Penelitian ini dilakukan di antara 20 yang terlatih dengan baik junior divisi II pemain basket. Kelompok studidi tandai dengan property berikut mean (± SD):
    Tinggi badan - 193,1 ± 7,9 cm,
    Massa tubuh - 84,8 ± 9,8 kg,
    Usia - 18,4 ± 1,3 tahun.

    Hasil: Rata-rata maksimum pasukan reaksi tanah di fase pendaratan yang 5.57 ± 1.22 dikalikan dengan berat badan rata-rata untuk tembakan melompat dan 5,39 ± 1,3 untuk CMJ tanpa lengan ayun. Analisis statistic menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketinggian kedua jenis melompat. Semua variabel lain pada Tabel 1 secara signifikan berbeda satu sama lain (p <0,05).
    Proyek penelitian ini di setujui oleh Research Komisi Bioetika Senat di Universitas Sekolah Pendidikan Jasmani di Wrocław, Polandia.
    Referensi: www.johk.pl?17struzik.pdf

    BalasHapus
  3. Kelompok 15
    Fitri Rahma Yenni
    Putri Anggraini

    Judul: Hubungan kekuatan daya tahan otot tangan terhadap hasil tembakan jarak 30 meter atlet panahan PPLP Dispora Prov Riau

    Masalah: (1) atlet panahan PPLP Dispora Prov Riau pada saat melakukan tarikan busur masih ada yang gemetaran.(2) pada saat membidik, tangan didagu tidak kuat menahan sampai saat kliker berbunyi dan melepaskan anak panah.(3) hasil yang didapat pada jarak 30 meter tidak memuaskan

    Metode: korelasi

    Sampel :
    Nama Push up Hasil tembakan jarak 30 meter
    Arif 26 304
    Diki 25 293
    Adi 24 286
    Padi 25 296
    Ipan 23 282
    Younggi 26 301
    Doni 27 292
    Reza 22 270
    Yadi 19 280
    Fahrul 16 262

    Hasil : Hubungan antara push up dan hasil tembakan terdapat hubungan yang signitifikan

    Kesimpulan : Atlet yang dapat melakukan push up dalam waktu 1 menit dengan jumlah yang banyak akan berpengaruh terhadap hasil tembakan jarak 30 meter. Sedangkan atlet yang melakukan push up kurang dari 1 menit dengan jumlah sedikit akan berpengaruh terhadap hasil tembakan jarak 30 meter.

    BalasHapus
  4. Kelompok 15
    Fitri Rahma Yenni
    Putri Anggraini

    Judul: Hubungan kekuatan daya tahan otot tangan terhadap hasil tembakan jarak 30 meter atlet panahan PPLP Dispora Prov Riau

    Masalah: (1) atlet panahan PPLP Dispora Prov Riau pada saat melakukan tarikan busur masih ada yang gemetaran.(2) pada saat membidik, tangan didagu tidak kuat menahan sampai saat kliker berbunyi dan melepaskan anak panah.(3) hasil yang didapat pada jarak 30 meter tidak memuaskan

    Metode: korelasi

    Sampel :
    Nama Push up Hasil tembakan jarak 30 meter
    Arif 26 304
    Diki 25 293
    Adi 24 286
    Padi 25 296
    Ipan 23 282
    Younggi 26 301
    Doni 27 292
    Reza 22 270
    Yadi 19 280
    Fahrul 16 262

    Hasil : Hubungan antara push up dan hasil tembakan terdapat hubungan yang signitifikan

    Kesimpulan : Atlet yang dapat melakukan push up dalam waktu 1 menit dengan jumlah yang banyak akan berpengaruh terhadap hasil tembakan jarak 30 meter. Sedangkan atlet yang melakukan push up kurang dari 1 menit dengan jumlah sedikit akan berpengaruh terhadap hasil tembakan jarak 30 meter.

    BalasHapus
  5. Nama kelompok 4:

    Rinaldo Agus H. S.
    Hendrik Ardiansyah
    Afnanda Rozi Fahlevi

    Judul : Latihan Beban Lunge dan Squarter Squat untuk Meningkatkan Kecepatan Renang Gaya Dada

    Masalah : Perbandingan latihan Lunge dan Squarter Squat dalam meningkatkan kecepatan renang gaya dada

    Metode Penelitian : Metode Kuantitatif (Penelitian ini menggunakan desain Pretest Posttest with Control Group pada latihan dan pengambilan datanya)

    Sample : Kelompok anak dengan rentang umur 12 tahun sebanyak 16 orang(2 kelompok) pada Klub Spectrum Semarang

    Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata prestest Lunge sebesar 49,45 detik, dan rata-rata posttest sebesar 48,05 detik. Sedangkan rata-rata pretest Quarter Squat sebesar 49,24 detik, dan rata-rata posttest sebesar 48,04 detik. Hasil penelitian menunjukan bahwa latihan beban Lunge dan Quarter Squat dapat meningkatkan kecepatan renang gaya dada. Latihan beban Lunge lebih baik dengan peningkatan kecepatan 1,4 detik dibandingkan latihan beban Quarter Squat dengan peningkatan kecepatan 1,2 detik.

    Kesimpulan : 1) Ada perbedaan pengaruh antara latihan Lunge dan Quarter Squat terhadap kecepatan renang gaya dada pada atlet Klub Spectrum. 2) Pengaruh Peningkatan kecepatan yang ditimbulkan oleh latihan Lunge lebih baik daripada latihan Quarter Squad. Rata- rata kecepatannya adalah 48,05 dan 48,04.

    BalasHapus
  6. NAMA KELOMPOK 5 :
    1. ADI IRAWAN
    2. M.THOIB
    3. BAGUS RIADI
    JUDUL : KETERAMPILAN BERMAIN BULUTANGKIS DITINJAU DARI UNSUR FISIK DOMINAN DALAM BULU TANGKIS PADA PERMAINAN TUNGGAL ANAK PUTRA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SURAKARTA.
    MASALAH : 1)Besarnya sumbangan yang diberikan dari masing-masing kondisi fisik tersebut berbeda. 2)unsur kondisi fisik daya tahan kardiovaskular dalam penelitian ini memberikan sumbangan yang paling besar dari pada kelincahan maupunpower otot tungkai terhadap keterampilan bermain bulu tangkis.
    METODE :1)Pengumpulan data.2)metode deskriptif.3)rancangan penelitian.4)analisis data
    SAMPEL : Anak putra persatuan bulutangkis purnama surakarta
    HASIL : 1. Power otot tungkai SR= 1,93% SE= 1,48%
    2. Kelincahan SR= 26,28% SE= 20,26%
    3. Daya Tahan Kordiovaskular SR= 75,64% SE=58,31%
    KESIMPULAN :
    1. Ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai dengan keterampilan bermain bulutangkis
    2. Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan keterampilan bermain bulu tangkis
    3. Ada hubungan yang signifikan antara daya tahan kardiovaskular dengan keterampilan bulu tangkis
    4. Ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai, kelincahan dan
    daya tahan kardiovaskular dengan keterampilan bermain bulutangkis

    BalasHapus
  7. Kelompok 3

    Atika Floriana
    Rahmad Zuilendra
    Muharman Suriansyah

    Judul : Analisis Biomekanika Keterampilan Gerak Lempar Cakram Pada Atlet Berprestasi POPDA JawaTengah Tahun 2013

    Masalah : Pentingnya kebenaran biomekanika gerak dalam lempar cakram untuk mencapai teknik yang baik sebagai salah satu penentu prestasi

    Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik survey.

    Sample : 6 atlet berprestasi POPDA Jawa Tengah tahun 2013 dengan teknik purposive sampling. Obyek penelitian ini yaitu keterampilan gerak lempar cakram

    Hasil : Keterampilan gerak lempar cakram atlet berprestasi POPDA Jawa Tengah tahun 2013, dianalisis berdasarkan kebenaran biomekanika gerak diperoleh skor 122,5 dan masuk dalam kriteria “sesuai”. Hasil tersebut dengan rincian berikut: gerak fase I (ayunan awal) diperoleh skor sebesar 18,16 dan dalam kriteria “sangat sesuai”, pada gerakan fase II (memutar) diperoleh skor sebesar 39,66 dan dalam kriteria “sesuai”, pada gerakan fase III (melempar) diperoleh skor sebesar 49,91 dan dalam kriteria “sesuai”, pada gerakan fase IV (gerak lanjut) diperoleh skor sebesar 14,75 dan dalam kriteria “sangat sesuai”.

    Kesimpulan : Dalam penelitian ini bahwa keterampilan gerak lempar cakram pada atlet berprestasi POPDA Jawa Tengah tahun 2013 termasuk dalam kriteria “sesuai”. penelitian ini adalah sebagai contoh yang harus dilakukan guru, atlet, pelatih. khususnya pelatih cabang olahraga lempar cakram dalam melakukan gerak lempar cakram perlu didasarkan pada kebenaran biomekanika gerak, untuk membantu mendapatkan lemparan yang maksimal atau optimal.

    BalasHapus
  8. Kelompok 12
    Muhammad Syaifudin
    Roma Diana
    Tuas Rizal

    Judul : Latihan Split Jump Dan Knee Tuck Jump Untuk Meningkatkan Power Otot Tungkai Dan Kemampuan Melakukan Smash Kedeng


    Masalah : Seorang atlit akan mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal apabila memenuhi faktor-faktor karakter fisik dan penguasaan teknik secara benar.

    Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen (pre test dan post test). Variabel penelitian ini adalahsplit jump (X1), knee tuck jump(X2), smash kedeng(Y1), power otot tungkai (Y2)

    Sample : Total 18 orang, dengan menggunakan teknik total sampling

    Hasil : .Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1). Latihan split jump berpengaruh positip dan signifikan terhadap peningkatan power otot tungkai (2,10>1,833). 2). Latihan kneetuck jumpberpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan power otot tungkai (1,839>1,833). 3). Latihan split jump positif dan signifikan terhadap kemampuan melakukan smash kedeng (3,09>1,833). 4). Latihan knee-tuck jumpberpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan melakukan smash kedeng (3,28>1,833). 5). Latihan split jump tidak lebih baik atau lebih efektif dalam meningkatkan power otot tungkai (0,12<1,833). 6). Latihan split jump tidak lebih baik atau tidak lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan smash kedeng (0,46<1,833).

    Kesimpulan : bagi pelatih dan pemain, diperlukan latihan fisik, teknik, dan knee tuck jump.Pengelola; supaya latihan dan permainan dapat berjalan sesuai yang diinginkan, maka diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai (sesuai dengan peraturan dalam sepak takraw).

    BalasHapus
  9. Kelompok : 2
    M.FARID
    WAHYUJELSAL
    HERMANTO

    1. Judul : PERANAN KECEPATAN LARI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI,
    PANJANG TUNGKAI PADA PRESTASI LOMPAT JAUH

    2.Masalah : hubungan antara kecepatan lari, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap prestasi lompat jauh.

    3.metode penelitian : menggunakan metode survei dan teknik tes kemampuan gerak serta pengukuran.

    4.sampel : mahasiswa program D-II PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta tahun 1992 semester I dan semester III sebanyak 111 orang mahasiswa.

    5.hasil : dari hasil tes menunjukkan bahwa sumbangan kecepatan lari pada prestasi lompat jauh sebesar 48,384 %, dan kekuatan otot tungkai sebesar 14,399 %. Sedangkan panjang tungkai sumbangannya terhadap prestasi lompat jauh sebesar 2,364 %. Sumbangan secara keseluruhan antara kecepatan lari, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai pada prestasi lompat jauh adalah 65,147%.

    6.kesimpulan : Kecepatan lari, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai memberikan sumbangan yang positif terhadap prestasi lompat jauh.
    Persentase sumbangan dari masing-masing ubahan bebas yang diberikan adalah sebagai berikut: kecepatan lari = 48,384 %, kekuatan otot tungkai = 14,399 %, panjang tungkai = 2,364 % .

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  11. Kelompok 11
    M. Isa Ansori
    Anwar Ali
    Rusman Alwi

    Judul: Pengaruh Metode Latihan dan Waktu reaksi Terhadap Keterampilan Drive Tenis Meja

    Masalah:
    a. perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan drive tenis meja
    b. Adakah perbedaan keterampilan drive tenis meja antara siswa yang mempunyai waktu reaksi tangan tinggi dan rendah
    c. Adakah pengaruh interaksi metode latihan dan waktu reaksi tangan terhadap keterampilan drive tenis meja

    Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain factorial Blok 2 x 2.

    Sampel: Siswa ekstrakurikuler tenis meja SMK Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 40 siswa diperoleh dengan teknik purposive random sampling dengan kriteria inklusi memiliki kondisi badan normal dan tidak ada kelainan fisik.

    Hasil:
    a. Latihan dengan menggunakan metode distributed practice berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan drive tenis meja pada siswa pada kegiatan ekstrakurikuler tenis
    b. Antara metode latihan massed practice dan distributed practice dengan kecepatan reaksi tangan tinggi dan rendah terhadap keterampilan drive tenis meja, menunjukkan adanya interaksi.
    c. pengaruh antara kemampuan kecepatan reaksi tangan tinggi dan rendah terhadap keterampilan drive tenis meja pada siswa pada kegiatan ekstrakurikuler tenis meja yang memiliki kemampuan kecepatan reaksi tangan tinggi, cenderung lebih baik dari siswa yang memiliki kemampuan kecepatan reaksi tangan rendah.

    Kesimpulan:
    a. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan drive pada siswa ekstrakurikuler tenis meja dimana metode latihan distributed practice lebih baik dari metode massed practice.
    b. Ada perbedaan ketrampilan drive pada siswa yang mempunyai kecepatan reaksi tangan tinggi dan siswa yang mempunyai kecepatan reaksi tangan rendah pada siswa ekstrakurikuler tenis meja, dimana siswa yang memiliki kecepatan reaksi tangan tinggi lebih baik dari siswa yang memiliki kecepatan reaksi tangan rendah.
    c. Ada pengaruh interaksi antara penggunaan metode latihan dan tingkat
    kecepatan reaksi tangan terhadap keterampilan drive pada siswa ekstrakurikuler tenis meja.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Kelompok 7
    Yessi kurnia rama danthi
    Wahyu naidy
    Afrizal fadli

    Judul: Analisis gerak lempar lembing (pada atlit atletik cabor lempar lembing PASI Sidoarjo)

    Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu menganalisis dam menyajikan data fakta secara sistematik sehingga dapat mudah dipahami dan disimpulkan

    Sample: Subjek penelitian ini adalah 1 orang atlet atletik cabang olahraga lempar lembing yang sudah pernah mengikuti berbagai event kejuaraan atletik baik tingkat kabupaten,provinsi,maupun nasional.Penentuan subjek penelitian dipilih atlet yang menguasai gerak lempar lembing

    Hasil: Hasil pengolahan data dengan teknik analisis menggunakan prinsip-prinsip biomekanika dan pengukurannya menggunakan bantuan software dartfish.Hasil yang diperoleh dari 3 kali lemparan pada subjek penelitian didapat hasil yang efektif adalah lemparan ketiga dengan jarak 0,68 m,sudut elevasi 45,2° pada ketinggian 2,74 m menghasilkan lemparan sejauh 35,26 m dan kecepatan awal (Vo) 20,60 m.Maka untuk hasil yang maksimal atlet harus melakukan lemparan dengan sudut elevasi sebesar 45°

    Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ,maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini adalah: subjek penelitian ini adalah seorang atlet atletik cabang olahraga lempar lembing PASI kab.sidoarjo dan subjek melakukan 3 kali lemparan secara berturut-urut .Rangkaian analisis gerak pada subjek penelitian menghasilkan lemparan terjauh terjadi pada lemparan ketiga yaitu sebagai berikut: lemparan dengan ketinggian h=2,74 m dengan sudut elevasi 45,2° mempunyai Vo=20,60m/s menghasilkan jarak lemparan sebesar yaitu 35,26 m.Jadi,gerak lempar lembing dengan koordinasi tubuh yang baik & mengacu pada prinsip-prinsip biomekanika,lemparan dengan ketinggian h=2,74 m,sudut elevasi 45,2° dengan kecepatan awal Vo=20,60 m/s menghasilkan lemparan sejauh 35,26 m.Rangkaian gerak lempar jika ingin menghasilkan lemparan yg maksimal maka,kecepatan awal,tinggi lemparan,harus sebesar-besarnya & dengan sudut elevasi 45°

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Nama Kelompok 13
    Nasri
    Rahmat Hidayat
    Egi Sanjaya

    JUDUL: Pengaruh Metode Latihan Dan Power Lengan Terhadap Kecepatan Pukulan Gyaku Tsuki Chudan Pada Cabang Olahraga Karate Dojo Khusus Unimed
    MASALAH: 1) perbedaan pengaruh antara metode latihan dumbbell press dan medicine-ball wall throw terhadap hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. 2) perbedaan pengaruh antara power lengan tinggi dan power lengan rendah terhadap hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. 3) Perbedaan interaksi antara metode latihan dan power lengan terhadap hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan

    METODE PENELITIAN:eksperimen dengan menggunakan desain factorial

    SAMPEL: sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 orang

    HASIL :1) Terdapat perbedaan pengaruh antara metode latihan dumbble press dan medicine-ball wall throw terhadap hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. 2) Terdapat perbedaan pengaruh power lengan tinggi dan power lengan rendah terhadap hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan. 3) Terdapat interaksi antara metode latihan dan power lengan terhadap hasil kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan.

    KESIMPULAN: Terdapat perbedaan pengaruh metode latihan,tinggi rendahnya power lengan,dan interaksi kedua perbedaan tersebut terhadap hasil kecepatan pukulan Gyaku Tsuki Chudan.

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. KELOMPOK 10
    M. Sopianudin
    Fajar Nuryono
    Arief Muhammad
    Judul : PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN DALAM MENINGKATKAN TEKNIK PASSING PENDEK OLAHRAGA FUTSAL
    Masalah : Masalah penelitian ini ingin mengetahui peningkatan passing pendek melalui pendekatan bermain dan latihan passing pendek tanpa menggunakan pendekatan bermain

    Metode : Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling

    Sampel : Sampel berjumlah 30 orang siswa yang terdiri atas 15 orang yang melakukan latihan pendekatan bermain (MTs PPI Benda/Eksperimen) dan 15 orang siswa yang melakukan latihan tanpa pendekatan bermain (MTs PPI Al Muhajirin).

    Hasil : Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, dalam bentuk tes praktik atau unjuk kerja, yaitu pelaksanaan passing stoping. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan berbagai pendekatan statistik didapat hasil sebagai berikut: a) Pembelajaran pendekatan bermain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan passing pendek pada permainan futsal di MTs PPI Benda. b) Pembelajaran tanpa melakukan pendekatan bermain memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan passing pendek pada permainan futsal. c) Pendekatan bermain memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibanding dengan yang tidak melalui pendekatan bermain.

    Kesimpulan : Menggunakan metode latihan dengan pendekatan bermain apabila ingin meningkatkan passing pendek dalam permainan futsal, hal tersebut dikarenakan pembelajaran/latihan pendekatan bermain dapat meningkatkan proses pembelajaran/jumlah waktu aktifitas belajar (JWAB), sehingga memberikan latihan yang lebih efektif.

    BalasHapus
  19. Kelompok 1 :
    1. HENDRO PANDAPOTAN SITORUS
    2. RINA SRIYUNITA
    3. WIDYA AMALIA
    MASALAH : KURANGNYA POWER OTOT TUNGKAI PADA SISWA EKTRAKULIKULER TAE KWON DO SMA NEGERI 1 KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012.
    JUDUL : PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FRONT CONE HOPS DAN LATIHAN
    ZIG-ZAG DRILL TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI.
    METODE : Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan pretest dan treatment kepada subyek yang diakhiri dengan posttest guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telahdiberikan.

    SAMPLE : Populasi penelitian adalah Siswa Putra berjumlah 14 siswa. Dari 14 siswa tersebut, setelah diadakan tes awal, dirangking kemudian dipasangkan dengan ordinal pairing dan terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan latihan front cone hops dan kelompok 2 diberi perlakuan latihan zig-zag drill.

    HASIL : Hasil penelitian ini adalah latihan front cone hops dan latihan zig-zag
    drill memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan power otot tungkai pada Siswa Putra Peserta
    Ekstrakurikuler Tae Kwon Do SMA Negeri 1 Kabupaten Semarang Tahun 2012.
    KESIMPULAN : Simpulan penelitian ini adalah latihan front cone hops dan latihan zig-zag drill memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan power otot tungkai pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Tae Kwon Do SMA Negeri 1 Kabupaten Semarang Tahun 2012.

    BalasHapus
  20. Kelompok 6:
    Bagus Primanda Abdillah
    Sri Rahayu
    Jamal Wahdi
    JUDUL : Keterampilan Bermain Bulutangkis
    Ditinjau Dari Unsur Fisik Dominan Dalam Bulutangkis
    Pada Pemain Tunggal Anak Putra Persatuan
    Bulutangkis Purnama Surakarta.
    MASALAH: (1) Untuk mengetahui ada tidaknya
    hubungan antara power otot tungkai dengan keterampilan bermain bulutangkis
    dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (2) Untuk mengetahui ada
    tidaknya hubungan antara kelincahan dengan keterampilan bermain bulutangkis
    dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (3) Untuk mengetahui ada
    tidaknya hubungan antara daya tahan kardiovaskular dengan keterampilan
    bermain bulutangkis dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (4) Untuk
    mengetahui ada tidaknya hubungan antara power otot tungkai, kelincahan, dan
    daya tahan kardiovaskular dengan keterampilan bermain bulutangkis dan bila ada
    seberapa besar hubungan tersebut.
    METODE PENELITIAN : metode deskriptif dengan studi korelasional.
    SAMPEL: sampel penelitian ini adalah seluruh pemain tunggal anak putra di
    klub PB PURNAMA Surakarta yang berjumlah 20 orang
    HASIL: hasil penelitian ini dapat disimpulkan: : (1) Ada hubungan
    yang signifikan antara power otot tungkai dengan keterampilan bermain
    bulutangkis, angka sig = 0.009 < taraf sig = 0.05 dan memberikan sumbangan
    relatif sebesar -1.93% dan sumbangan efektif sebesar -1.48%. (2) Ada hubungan
    yang signifikan antara kelincahan dengan keterampilan bermain bulutangkis,
    angka sig = 0.000 < taraf sig = 0.05 dan memberikan sumbangan relatif sebesar
    26.28% dan sumbangan efektif sebesar 20.26%. (3) Ada hubungan yang
    signifikan antara daya tahan kardiovaskular dengan keterampilan bermain
    bulutangkis, angka sig = 0.000 < taraf sig = 0.05 dan memberikan sumbangan
    relatif sebesar 75.64% dan sumbangan efektif sebesar 58.31% . (4) Ada
    hubungan yang signifikan antara power otot tungkai, kelincahan dan daya tahan
    kardiovaskular dengan keterampilan bermain bulutangkis, angka sig = 0.000 <
    taraf sig = 0.05 dan memberikan sumbangan sebesar 77.09%. Besarnya angka F
    antara power otot tungkai (X1), kelincahan (X2), dan daya tahan kardiovaskular
    (X3) dengan keterampilan bermain bulutangkis (Y) adalah 17.943.
    Kata Kunci : Keterampilan Bermain Bulutangkis, Power Otot Tungkai,
    Kelincahan, Daya Tahan kardiovaskular.
    KESIMPULAN :adapun besar antara variable power otot tungkai dengan keteranpilan bermain bulu tangkis adalah 0.521 korelasi positif menunjukan bahwa hubungan antara power otot tungkai dengan bermain bulu tangkis adalah searah.

    BalasHapus
  21. Kelompok 10

    Nama kelompok :
    Khairun nisa’
    Leo chandra
    Zulkifli

    Judul : EFEK PENDEKATAN SUDUT PADA AKURASI TENDANGAN PENALTI DAN KINEMATIK TENDANGAN PADA PEMAIN-PEMAIN SEPAKBOLA REKREASI

    Sampel : 7 laki-laki pemain sepakbola rekreasi amatir berusia rata-rata 26 ± 3 tahun, masa tubuh 74.0 ± 6.8 kg, tinggi badan 1.74 ± 0.06 m, secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini. Semua subyek telah berpengalaman dalam permainan rekreasi selama minimum 5 tahun, yang semuanya dominan menggunakan kaki kanan dan memiliki pengalaman dalam mengambil tendangan penalti baik di latihan maupun pertandingan. Semua subyek telah secara kelembagaan diizinkan untuk menjadi penelitian ini.

    Metode penelitian : eksperimen

    Hasil : Sudut yang dipilih sendiri adalah 30.3 ± 15.2º (rata-rata ± s); jarak = 39º. Rata-rata hasil akurasi tendangan, menggambarkan jarak (dalam meter) dari pusat target, dibawah kondisi keempat pendekatan (lihat tabel 1) adalah sama (X2 = 3.97,3, p = 0.26). Semua subyek juga menunjukkan kecepatan bola yang sama untuk setipa pendekatan sudut (F = 0.65,3, p = 0.59).
    Data pada tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata ciri-ciri kinematik tendangan saat benturan. Sudut penyimpangan paha tiap subyek meningkat seiring dengan meningkatnya pendekatan sudut yang diambil, memungkinkan paha kaki yang menendang menjadi menyimpang saat benturan. Sudut penyimpangan paha dibawah pendekatan 60º lebih besar ketimbang pendekatan sudut dengan dipilih sendiri (p = 0.01) dan pendekatan 30º (p = 0.04). Tidak ada perbedaan signifikan diantara semua pendekatan sudut untuk semua variable kinematik yang ditunjukkan pada tabel 2 (p > 0.05).
    Data pada tabel 3 menunjukkan rotasi panggul dan pergerakan jarak kelenturan lutut dari permulaan sampai selesai menendang. Subyek menunjukkan rotasi panggul yang lebih besar ketika menggunakan pendekatan sudut yang lebih besar. Nilai dibawah pendekatan sudut 45º dan 60º secara signifikan lebih besar daripada saat pendekatan sudut yang dipilih sendiri (p < 0.05). tidak terdapat perbedaan yang signifikan ditemukan pada pergerakan jarak kelenturan lutut antara tiap pendekatan sudut (F = 2.76,3, p = 0.06).

    Kesimpulan : Untuk pemain-pemain sepakbola rekreasi dapat disimpulkan bahwa mengubah pendekatan sudut yang dipilih sendiri tidak meningkatkan akurasi tendangan dan kecepatan bola saat menendang penalti. Namun, menendang dari pendekatan sudut 45º dan 60º dapat mengubah aspek teknik tendangan, seperti meningkatkan rotasi panggul dan penyimpangan paha pada kaki yang menendang saat benturan, yang dilaporkan memungkinkan benturan yang leih baik dengan bola (Barfield, 1998; Davids dkk., 2000; Lees dan Nolan, 1998). Sangat menarik untuk mencatat perbedaan teknik pada pemain-pemain rekreasi, penelitian lanjutan dibutuhkan untuk menentukan apakah perubahan ini jelas pada pemain-pemain proofesional, dan sebagai hasil untuk meningkatkan performa hasil tendangan

    BalasHapus
  22. Perbaikan Jurnal

    Nama Kelompok 4:
    -Rinaldo Agus H.S.
    -Hendrik Ardiansyah
    -Afnanda Rozi Fahlevi

    Judul : Evaluasi Gerak Lengan dan Tugkai saat Menembak Tiga Angka Bola Basket dari Segi Biomekanika dari Klub Zalza Pati

    Masalah : Kebenaran Gerakan saat Shooting Setiap Pemain Melalui Serangkaian Penilaian dengan Kesesuaian Gerakan yang Dilakukan Semua Sampel (Pemain Klub Zalza Pati)

    Metode Penelitian : Survey Test

    Sampel : Sampel 12 pemain yang terdiri dari 6 pemain yang berusia dibawah 20 tahun dan 6 pemain yang berusia diatas 21 tahun (Pemain Klub Zalza Pati)

    Hasil : Skor rata-rata setiap fase yang didapat oleh semua sampel yang berjumlah 12 pemain adalah sebagai berikut : 1) fase persiapan dengan skor rata-rata 3,80 dengan presentase 76,19% yang masuk dalam kategori baik, 2) fase pelaksanaan dengan skor rata-rata 3,47 dengan presentase 69,44% yang masuk dalam kategori cukup baik, 3) fase follow through dengan skor rata-rata 3,44 dengan presentase 68,81% yang masuk dalam kategori cukup baik, 4) keseluruhan jumlah sampel 12 penembak dengan skor rata-rata 3,57 dengan presentase 71,48% yang masuk dalam kategori baik.Simpulan dalam penelitian ini adalah Evaluasi atau penilaian gerak lengan dan tungkai saat menembak three point yang ditinjau dari segi biomekanika dengan jumlah sampel 12 pemain masuk kedalam kategori baik.

    Kesimpulan : Berdasarkan tujuan yang ingin hendak dicapai serta hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat menarik kesimpulan evaluasi gerakan shooting tiga angka yang ditinjau dari segi biomekanika, yang total sampelnya berjumlah 12 pemain, yaitu:
    1). Sampel yang berusia dibawah 20 tahun memiliki skor rata-rata 3,59 dengan persentase 71,83% yang masuk dalam ketegori baik.
    2.) Sampel yang berusia diatas 21 tahun memiliki skor rata-rata 3,51 dengan persentase 70,33% yang masuk dalam kategori cukup baik.
    3.) Semua sampel dengan total 12 pemain memiliki skor rata-rata 3,55 dengan persentase 71,08% yang masuk dalam kategori baik.

    BalasHapus
  23. Perbaikan jurnal
    Kelompok 13:
    NASRI
    RAHMAT HIDAYAT
    EGI SANJAYA

    MASALAH : Banyak pelari (sprinter ) meningkat kecepatannya pada saat start, tetapi selanjutnya dipertengahan nilainya tidak konstan atau menurun.
    JUDUL : Analisis Gerak Lari Sprint 60 Meter Secara Biomekanika
    SAMPEL : 2 orang, satu orang bukan atlet (Pelari A) dan seorang lagi atlet (Pelari B).
    METODE PENELITIAN : metode penelitian kuantitatif.
    HASIL : Pada hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pelari A dan pelari B mengalami percepatan, yaitu penambahan kecepatan dan perlambatan (pengurangan kecepatan) pada saat berlari. Penambahan percepatan pelari A dari start sampai 20 meter yaitu dari 0 - 2,18 m/s² dan dari 2,18 - 2,45 m/s². Perlambatan juga dialami pelari A pada jarak 30sampai 40 meter yaitu dari 2,45 – 0,43 m/s² dan dari 0,43– (-1,18) m/s². Setelah itu pelari A mengalami penambahan kecepatan yaitu pada jarak 50 sampai 60 meter dari (-1,18) – 0,78 m/s² dan dari 0,78 -1,65 m/s².Pada pelari B juga mengalami penambahan dan perlambatan. Penambahan kecepatan terjadi pada jarak 10 sampai 30 meter, berturut-turut percepatan dari 10 meter 2,52 – 8,19– 8,54 m/s². Perlambatan dialami pelari B pada jarak 40 meter yaitu dari 8,54 ke -6,09 m/s². Setelah itu pelari B meningkat kecepatanya dari -6,09 ke 2,35m/s². Menjelang finis penurunan kecepatan terjadi yaitu dari 2,35 ke 1,23 m/s².

    KESIMPULAN : Pelari A dan B pada saat start sampai finish mengalami percepatan, penambahan kecepatan dan pengurangan kecepatan atau perlambatan. Pada pelari A peningkatan terjadi saat 0 sampai 20 meter dan 40 sampai 60 meter. Sedangkan pelari B peningkatan terjadi pada 0 sampai 30 meter dan 40 sampai 50 meter.

    BalasHapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  25. Kelompok 2
    M.farid
    Wahyu jelsal
    Hermanto

    Judul : ANALISIS SECARA BIOMEKANIKA TEKNIK GERAK SERANG DALAM ANGGAR

    Masalah : kesempurnaan teknik gerak serang dalam anggar untuk mencapai prestasi yang baik.

    Metode: metode yang digunakan adalah eksperimen.analisi data serta survey

    Sampel :atlit anggar banten

    Hasil : dapat dianalisa bahwa Gerakan serang dibentuk mulai dengan memposisikan gerak penuh ke depan dengan kaki depan diimbangi posisi panggul yang harus stabil, bersama-sama dengan lengan tangan diluruskan penuh sebagai ancaman lurus dan mengarah ke lawan, menciptakan suatu power maju dengan tolakan kaki belakang sehingga bergeraknya badan. Suatu gerakan serang sempurna akan meninggalkan lengan, tangan, pantat, bahu, pinggul, dan tinggi paha kanan/kiri, sejajar dengan lantai. Kepala akan tegak lurus sejajar tulang belakang, yang sedikit condong dari badan vertikalnya sepanjang gerak itu. Lutut harus secara langsung sejajar di atas tumit sepatu, dengan kaki yang menunjuk ke arah depan.anggar memerlukan gaya (biomekanika) dari dalam tubuh yang berupa gaya kontraksi otot atau kekuatan (strength).

    Kesimpulan : Pada teknik gerak serang anggar sendiri, pelatih terkadang hanya mengevaluasi hasil latihan atletnya hanya secara oral, sedangkan di luar sana sudah banyak sekali para pelatih yang sukses menangani atlet dalam mencapai performance terbaiknya. Dengan kemajuan teknologi yang sudah ada saat ini, para pelatih hendaknya dapat mengevaluasi hasil latihan atletnya tidak hanya secara visual, tapi juga dapat dengan secara visual, sehingga atletnya dapat melihat secara langsung dimana letak kesalahan yang harus diperbaiki nantinya.

    BalasHapus
  26. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  27. Perbaikan Jurnal
    Kelompok 5
    - Adi Irawan
    -M.Thoib
    -Bagus Riadi

    Judul : ANALISIS BIOMEKANIK TEKNIK SERVIS PADA ATLETSENIORDIY

    Masalah : Mengetahui gambaran secara khusus kinerja teknik servis atlet tenis lapangan senior DIY tahun 2010 dari tahap persiapan sampai dengan follow­ through dengan kajian analisis biomekanika.

    Metode : Survey Test

    Sample : atlet senior DIY berjumlah 6 orang

    Hasil : Berdasarkan Hasil Output dari analyser Dartfish Prosuite didapat (atlet1 : 37.3°, atlet 2 : 47.1°, atlet 3: 63.2°, atlet 4: 53.6°, atlet 5: 47.5°, atlet 6: 44.6°) dari sudut kaki jadi, kinerja teknik servis tenis lapangan pada atlet senior Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010 pada tahap persiapan baik, padatahap take back cukup baik, padatahap loading cukup baik, padatahap hitting baik, padatahap contactpoint baik, danpadatahapfollowthrough baik. Dari hasil keseluruhan kinerja teknikservis tenislapanganpadaatletseniorDaerahIstimewaYogyakartaTahun2010di kategorikanbaik.


    Kesimpulan : Berdasarkan tahapan-tahapan yang dilaksanakan dari awal sampai analisis data, maka secara biomekanis,yang sudah efisien ataubetuldaripenelitianiniadalah:
    a. Kinerja teknik servis atlet tenis senior DIY tahun 2010 pada tahap persiapan berada pada kategori baik.
    b. Kinerja teknik servis atlet tenis senior DIY tahun2010 pada tahap hitting berada pada kategori baik.
    c. Kinerjateknik servis atlet tenis senior DIY tahun 2010 pada tahap contact point berada pada kategori baik.
    d. Kinerja teknik servis atlet tenis senior DIY tahun 2010 pada tahap followthrough berada pada kategori baik.
    e.Kinerja teknik servis atlet tenis senior DIY tahun 2010 pada tahap persiapan­ followthrough berada pada kategori baik.

    BalasHapus
  28. Pebaikan Kelompok 5
    Bagus primanda abdillah
    Sri rahayu
    Jamal wahdi
    MASALAH : Untuk mengetahui fakta , dan apakah sebenar nya peranan METATARSOPHALANGEAL (mp) dalam berlari dan berlari cepat (sprint)
    JUDUL : peranan energy mekanik dari sendi METATARSOPHALANGEAL terhadap berlari dan berlari cepat (sprint)
    SAMPEL : 5 Pelari pria di undang untuk penilitian ini (umur 22.4 ± 4.4 yr , tinggi 181,2 ± 5,3 cm massa 67.4 ± 3.5 kg ) jarak yg di tempuh pelari ini 10km
    5 competitif sprinter (umur 22.2 ± 2.2 yr , tinggi 185.2 ± 4.4 , dan massa 79.5 ± 3.3 kg
    METODE PENELITIAN : experimen dengan melakukan percobaan kepada 5 pelari dan 5 sprinter
    HASIL : dari kelima sampel pelari , mereka berlari pada kecepatan 4,0 ± 0,4 ms -1 , dengan rentang waktu 20 sampai 24 detik . moment dari mp adalah plantarflexor yang memiliki kontak langsung terhadap kelima sampel . dengan moment puncak individu berkisar pada 40 – 80 nm . dari kelima sampel send imp menyerap rata rata antara 13 dan 29 J (table 1) . selama berjalan setengah dari fase dan menggunakan hanya jumlah minimum dari jumlah energy (on the order of 1 j ) selama take-off . pergelangan kaki dan lutut mempunyai kesamaan penggunaan energy .
    Sendi lutut adalah yang paling besar menggunakan energy dan generator selama fase berdiri dari berlari (fig 5 ) . send imp sangan responsive terhadap approximately 16% dari penggunaan energy tetapi tidak memiliki peraan terhadap generator energy , mirip dengan berlari , sendi pergelangan kaki sangat banyak menggunakan energy dan generator selama fase berdiri dari berlari cepat
    (sprinting) . sendi hip sangat berperan dalam berlari cepat dan berlari . send imp merespon untuk approximately 32% dari penggunaan energy dalam berlari dan peranan dari generator untuk energy kecil
    KESIMPULAN : kesimpulan nya , sendi METATARSOPHALANGEAL sangat berperan dalam berlari dan sprint , yaitu untuk penggunaan energy dan konstribusi energy nya pada sendi lutut dan sendi pergelangan kaki.

    BalasHapus